Mitos dan fakta seputar hepatitis

28 Juli 2019 12:33 WIB
Mitos dan fakta seputar hepatitis
Ilustrasi Hepatitis. (tuneinnotout.com)
Hepatitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus karena peradangan hati. Beberapa orang menganggap kondisi itu fatal dan percaya tidak ada pengobatan untuk penyakit itu.

Untuk meningkatkan kesadaran terkait hepatitis sekaligus perayaan Hari Hepatitis Dunia setiap 28 Juli, ahli gastroenterologi di India Avnish Seth, seperti dilansir Indian Express, Minggu, memberikan penjelasan seputar mitos dan fakta hepatitis.

Mitos: Semua virus hepatitis sama

Fakta: Virus hepatitis A, B, C, D dan E berbeda dengan berbagai cara penularan dan manifestasi klinis. Hepatitis A dan E ditularkan melalui konsumsi makanan yang terkontaminasi, Hepatitis B dan C ditularkan melalui transfusi darah, hubungan seks tanpa pelindung, dan tato. Sementara Hepatitis D hanya terjadi pada pasien dengan Hepatitis B.

Mitos: Seseorang bisa membedakan berbagai jenis Hepatitis Akut Viral (AVH) berdasarkan gejala klinis.

Fakta: Pasien dengan AVH mengalami demam pendek diikuti hilangnya nafsu makan, urin berwarna pekat, dan muntah. Penyakit kuning biasanya berlangsung selama dua hingga tiga minggu dan mungkin ada rasa gatal yang hebat. Jenis virus yang menyebabkan penyakit hanya dapat dibedakan dengan tes darah.

Mitos: Semua pasien dengan AVH menderita penyakit kuning.

Fakta: Kadang-kadang hanya muncul gejala umum seperti demam, muntah, nafsu makan yang buruk, lesu dengan enzim hati yang tinggi.

Baca juga: Kemenkes: jaga perilaku hidup bersih cegah Hepatitis A

Mitos: Hepatitis adalah penyakit genetik yang diturunkan dari orang tua ke anak.

Fakta: Hepatitis bukan penyakit genetik dan tidak diturunkan. Tapi, Hepatitis B sering ditularkan dari ibu ke anak selama proses persalinan. Penularan dari ibu dapat dicegah jika status HBV-nya diketahui dan imunoglobulin serta vaksin diberikan kepada bayi baru lahir dalam 12 jam setelah kelahiran.

Mitos: Virus hepatitis A dan E dapat menyebar dalam keluarga.

Fakta: Jika pasien berhenti membuang virus dalam tinja maka tidak akan menularkan pada orang lain. Epidemi hepatitis E biasanya terjadi akibat kontaminasi sumber air dengan virus.

Mitos: Vaksin tersedia untuk semua jenis virus Hepatitis.

Fakta: Vaksin yang tersedia hanya untuk hepatitis A dan B.

Mitos: Jika seseorang terkena hepatitis A, maka dia kebal terhadap jenis hepatitis lainnya

Fakta: Pasien hepatitis A mendapatkan perlindungan seumur hidup terhadap hepatitis A saja. Dia masih berisiko terinfeksi jenis Hepatitis lain seperti B, C dan E.

Baca juga: Kemenkes imbau masyarakat tak perlu khawatir kasus Hepatitis A

Mitos: Virus hepatitis tidak bisa bertahan hidup di luar tubuh manusia dan tidak dapat menyebar

Fakta: Virus hepatitis B 10 kali lebih mudah menular daripada virus Hepatitis C dan 50-100 kali lebih mudah menular daripada HIV. Virus hepatitis B dapat bertahan hidup dalam darah kering hingga tujuh hari dan tetap mampu menyebabkan infeksi. Virus hepatitis C dapat bertahan hidup hingga 16 jam. Virus ini juga dapat menyebar dari cipratan cairan yang terinfeksi ke konjungtiva.

Mitos: Seseorang harus makan makanan hambar selama mengalami hepatitis.

Fakta: Nutrisi yang baik penting selama mengalami hepatitis. Larutan glukosa, jus tebu, labu pahit, lobak tidak dianjurkan.

Mitos: Menyusui tidak aman selama hepatitis

Fakta: Menyusui aman karena virus hepatitis tidak dapat ditularkan ke bayi melalui ASI.

Mitos: Tato dan tindik tidak menularkan hepatitis B dan C.

Fakta: Penggunaan instrumen tajam yang tidak steril untuk prosedur seperti tato, tindik, pembersihan wajah, manikur dan pedikur dapat menularkan virus.

Baca juga: Hepatitis A sulit menular dari orang ke orang, sebut Dekan FKUI

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019