"Kami berharap kepada pemerintah daerah agar segera membangun sekolah darurat di lokasi pengungsian yang tersebar di sejumlah desa yang di Kabupaten Halmahera Selatan," kata Irawati, salah seorang orang tua siswa di Desa Gane Dalam, Minggu.
Gempa bumi yang berkekuatan 7,2 melanda Kabupaten Kabupaten Halmahera Selatan membuat aktivitas sekolah yang terkena dampak dari bencana alam itu terpaksa diliburkan masing-masing dari pihak sekolah. Anak-anak masih trauma dan takut untuk kembal ke rumah, karena alasannya masih terjadi guncangan gempa.
Olehnya itu, dia berharap untuk pemerintah daerah segera membangun sekolah darurat dan mengirim guru-guru dari kabupaten ke lokasi pengungsian untuk bisa mengajarkan pelajaran kepada anak-anak di pengungsian.
Selain itu, di sejumlah sekolah yang rusak parah akibat musibah bencana alam itu dan dipastikan tidak bisa dipakai untuk bersekolah maka pemerintah daerah diminta segera membangun sekolah darurat agar anak-anak mereka dapat belajar.
Sementara itu, Kepala Sekolah Dasar Negeri 7 Halmahera Selatan, Yahya Karo menyatakan akan berkoordinasi dengan BPBD setempat untuk bisa menggunakan fasiltas tenda bantuan untuk pengungsi dari BNPB.
"Tenda dari BNPB sangat besar dan luas bisa digunakan untuk beraktivitas belajar mengajar disini karena sekolah kami rusak akibat gempa bumi yang mengguncang wilayah Kabupaten Halmahera Selatan dua pekan lalu," ujarnya.
Sebelumnya, Bupati Halmahera Selatan, Bahrain Kasuba, berjanji akan membangun sekolah darurat di desa-desa yang terdampak. Pemkab Halmahera Selatan juga mengupayakan merelokasikan rumah warga yang rusak di sejumlah daerah, di antaranya Desa Gane Dalam, Desa Yomen dan Desa Jibubu.
Sementara itu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Malut menggandeng Dinas PU dan PR dengan membentuk tim untuk inventarisir sekolah khususnya di Kabupaten Halmahera selatan (Halsel) yang rusak akibat gempa.
Kepala Dinas Dikbud Malut, Imran Yakub dihubungi terpisah menyatakan, hampir sebagian SMA di Halsel rusak retak dinding. "Kita akan membentuk tim bersama, melibatkan Dinas Pekerjaan Umum untuk mengecek dan menghitung angka kerugian dari kerusakan itu, kemudian diajukan ke APBD tahun depan," katanya.
Sebab, rata-rata SMA di Halsel mengalami kerusakan retak dinding dan paling parah di SMA Negeri 19 dan dua SMA lainnya yang dianggap sedikit rusak berat.*
Baca juga: Gempa 3,8 SR terjadi di Kota Labuha Halmahera Selatan
Baca juga: Warga minta Pemkab segera bangun infrastruktur bagi korban gempa
Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019