• Beranda
  • Berita
  • Bungkus daging kurban diimbau tidak pakai plastik kresek hitam

Bungkus daging kurban diimbau tidak pakai plastik kresek hitam

28 Juli 2019 17:06 WIB
Bungkus daging kurban diimbau tidak pakai plastik kresek hitam
Kabid Kesehatan Hewan, Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Pengolahan Hasil Peternakan, DKPP Palangka Raya, Sumardi (kiri) dan Kabid Perbibitan dan Produksi Peternakan Sugianto (kanan). (FOTO ANTARA/Rendhik Andika)

Ini penting diperhatikan karena bahan daur ulang pembuatan kantong plastik hitam tidak jelas dari limbah atau dari apa, sehingga kebersihan dan keamanannya tidak terjamin

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah mengimbau masyarakat menghindari penggunaan kantong plastik (kresek) berwarna hitam sebagai tempat untuk membungkus daging kurban pada Idul Adha 1440 Hijriyah.

"Ini penting diperhatikan karena bahan daur ulang pembuatan kantong plastik hitam tidak jelas dari limbah atau dari apa, sehingga kebersihan dan keamanannya tidak terjamin," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) DKPP Kota Palangka Raya Sumardi, Minggu, di Palangka Raya.

Dia mengatakan, d iantara kandungan zat yang terdapat pada kantong plastik hitam tersebut ialah logam berat seperti timbal (Pb) yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Timbal ini dapat dengan mudah berpindah ke makanan, terlebih jika makanan dalam keadaan panas.

"Plastik hitam punya karakter sendiri dan zat berbahaya itu bisa berpindah pada makanan yang bersentuhan langsung. Khususnya untuk makanan panas termasuk juga daging. Jika ditempatkan pada plastik hitam maka daging akan cepat menyerap zat-zat yang terkandung pada plastik," katanya.

Jika makanan terkontaminasi timbal dikonsumsi dalam jangka panjang, katanya, dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia, bahkan dapat menimbulkan kanker. Masyarakat lebih baik menggunakan kantong plastik yang transparan.

"Jika pun terpaksa digunakan kantong plastik hitam, sebaiknya untuk bungkus luar saja. Jadi sebelum dibungkus dengan plastik hitam, makanan dan daging dimasukkan pada plastik transparan," katanya.

Dia juga mengimbau panitia kurban dapat memisahkan penempatan daging dan bagian lain dari hewan kurban. Sebaiknya antara daging, dan jeroan ditempatkan dalam plastik terpisah. Ini dilakukan agar daging tidak cepat rusak.

Sementara itu, dalam rangka memastikan kesehatan dan kelayakan hewan kurban DKPP "Kota Cantik" -- julukan untuk Palangka Raya -- juga telah menyiapkan tim yang akan memeriksa kesehatan.

"Tim ini terdiri atas 12 orang. Mereka pun sudah siap melakukan pemeriksaan," katanya.

Dia mengatakan, tim tersebut nantinya akan dibagi dalam dua kelompok. Pertama yang bertugas memeriksa hewan kurban di dalam kota dan kedua bertugas memeriksa hewan kurban di luar kota.

Sampai saat ini tercatat sekitar 900 sapi dan 200 kambing mulai dijajakan oleh para penjual hewan kurban. Jumlah itu dimungkinkan terus bertambah seiring mendekati hari Idul Adha 2019, demikian Sumardi.

Baca juga: Pakar: daging kurban jangan dibungkus kresek hitam

Baca juga: Istiqlal gunakan plastik ramah lingkungan untuk bungkus daging kurban

Baca juga: Jangan bungkus daging kurban dengan plastik hitam

 

Pewarta: Rendhik Andika
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019