"Kami terus menggenjot pemasaran dua produk beras unggulan Sleman ini, selain ke sejumlah pasar tradisional juga ke toko-toko jejaring atau toko modern," kata Kepala DP3 Kabupaten Sleman Heru Saptono di Sleman, Senin.
Menurut dia, dua produk unggulan baru ini melengkapi produk sebelumnya yakni beras Sleman yang sudah banyak digemari masyarakat.
"Kami harapkan dua produk baru ini juga dapat meraih pasar seperti beras Sleman yang sudah banyak dikenal masyarakat," katanya.
Ia mengatakan produk beras unggulan tersebut memiliki tekstur lebih pulen dibanding varietas serupa dari daerah lain.
"Sertifikat untuk dua varietas baru itu telah diterbitkan tahun ini oleh Kementerian Pertanian RI. Pendaftaran ke kementerian membutuhkan waktu lama, sekitar lima tahunan," katanya.
Heru mengatakan beras Sembada Merah dan Sembada Hitam sebelumnya dinamai Cempo Merah dan Cempo Hitam. Komoditas pangan itu banyak dihasilkan dari Kecamatan Pakem yang didukung kondisi air memadai.
"Memang saat ini, Sembada Merah dan Sembada Hitam baru dikembangkan di wilayah Pakem dan Ngaglik dengan luasan lahan sekitar 25 hektare," katanya.
Ia mengatakan produktivitasnya tercatat rata-rata 6 hingga 7 ton per hektare. Kami akan berupaya meningkatkan lagi produksinya agar hasil bisa bertambah banyak. Dengan pupuk organik, kami rasa bisa," katanya.
Sedangkan harga di pasaran, kata dia, beras Sembada Merah dijual dengan harga Rp15.000 per kilogram, sedangkan Sembada Hitam kisaran Rp20.000 hingga Rp25.000 per kilogram.
"Saat ini kami sudah memperkenalkan dua produk tersebut ke khalayak luas termasuk kalangan ASN di lingkungan Pemkab Sleman. Butuh upaya lebih untuk mengenalkan konsumsi beras hitam kepada masyarakat karena belum terlalu familiar," katanya.
Baca juga: "Beras Sleman" rambah toko modern
Baca juga: Sleman optimistis surplus beras meskipun lahan menyusut
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019