• Beranda
  • Berita
  • Petani sawit di Sintang berkomitmen jaga lingkungan dengan RSPO

Petani sawit di Sintang berkomitmen jaga lingkungan dengan RSPO

29 Juli 2019 14:23 WIB
Petani sawit di Sintang berkomitmen jaga lingkungan dengan RSPO
Ketua Koperasi Rimba Harapan, Suratno Warsito yang merupakan petani sawit di SIntang Kalbar. (ANTARA/Dedi)

RSPO baik dari sisi lingkungan, dari sisi pasar serta harga akan terjamin

Para petani sawit swadaya di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat berkomitmen menjaga lingkungan yang berkelanjutan dengan mengurus sertifikasi pengelolaan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan atau Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).

"Untuk menuju RSPO kami terdiri dari petani sawit swadaya yang tergabung dalam Koperasi Rimba Harapan saat ini tengah melakukan persiapan menuju RSPO. Kita targetkan pada 2020 sudah RSPO," ujar petani swadaya yang juga Ketua Koperasi Rimba Harapan, Suratno Warsito saat menjadi narasumber workshop jurnalis yang digelar Mongabay Indonesia di Pontianak, Senin.

Ia menjelaskan bahwa dengan adanya RSPO baik dari sisi lingkungan dan dari sisi pasar serta harga akan terjamin.

"Sejak Maret 2019 kita dari koperasi bersama PT SAM sudah melakukan MoU untuk memasok sawit petani swadaya. Tentu RSPO harus dikejar. Saat ini masih terkendala soal surat tanda daftar usaha budidaya perkebunan," jelas dia.

Ia menyebutkan saat ini sejumlah tantangan yang dihadapi dan masih menjadi pekerjaan rumah di antaranya soal produktivitas yang masih rendah. Menurutnya rata-rata produktivitas anggotanya sekitar 800 kilogram per hektare.

Baca juga: RSPO segera sahkan larangan sawit lahan gambut


"Sedangkan untuk produktivitas petani plasma itu biasanya 1,3 ton per hektare dan kebun inti di atas itu. Produktivitas rendah satu di antaranya karena bibit yang beragam bahkan tidak ada sertifikat, masalah SDM dan lainnya," kata dia.
 
Dikatakan dia saat ini anggota Koperasi Rimba Harapan berjumlah 280 petani, di antaranya 80 anggota yang potensial dengan total luas sekitar 300 hektare.

Terkait harga, menurutnya saat ini cukup stabil. Pihaknya dari koperasi merasa masih bisa terbantu untuk biaya pemeliharaan.

"Saat ini harga kisaran Rp1.240 per kilogram tandan buah segar. Harga masih cukup baik. Intinya ke depan kita maksimalkan produktivitas sehingga dengan harga yang ada akan mampu mendorong pendapatan petani," kata dia.


Baca juga: WWF dampingi petani sawit sertifikasi RSPO
Baca juga: Standar baru industri sawit berkelanjutan siap diterapkan

Pewarta: Dedi
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019