Direktur Eksekutif Walhi DKI Jakarta Tubagus Achmad Sholeh menyatakan tumpahan minyak mentah PT Pertamina di perairan utara Karawang telah mencapai Pulau Untung Jawa di Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta.
“Laporan ke kami, nelayan sudah mendapatkan tumpahan minyak mentah di pesisir pantai mereka,” kata Tubagus di Jakarta, Senin.
Dugaan itu kata Tubagus diperkuat dengan adanya lima kasus tumpahan minyak mentah selama tahun 2018 di daerah itu. Selain itu, laporan BMKG menunjukkan cuaca cukup ekstrem dengan gelombang tinggi menuju arah barat dan dimungkinkan mendorong tumpahan minyak tersebut.
“Dengan cuaca ekstrem saat ini, upaya Oil Boom oleh Pertamina tidak dapat menahan penyebaran tumpahan minyak itu,” jelas Tubagus.
Tubagus mengatakan tumpahan minyak itu berdampak pada populasi dan kematian ikan hingga gangguan tingkah laku ikan dalam mencari makan dan berkembang biak. Selain itu, rentan terhadap ekosistem mangrove, terumbu karang dan Padang lamun.
Baca juga: Walhi: 45 kilometer persegi lautan terdampak tumpahan minyak Pertamina
Sementara itu, Manajer Kampanye Energi dan Perkotaan Walhi nasional, Dwi Sawung mencatat hingga Kamis (18/7), tumpahan minyak PT Pertamina di wilayah utara Karawang mengakibatkan 45,37 kilometer persegi lautan terdampak.
“Data luasan tercemar kami peroleh dari citra satelit ESA sentinel 1 yang bisa diakses oleh publik,” kata Sawung.
Sawung menyayangkan hingga saat ini Pertamina dan pemerintah belum juga mengeluarkan data atau pun citra satelit terkait potensi sebaran minyak mentah itu. Padahal kata Sawung, pemerintah memiliki teknologi untuk menghasilkan data itu dan hasilnya sangat dibutuhkan publik.
“Kami menggunakan satelit asing, yang datanya kembali dapat diperbaharui tanggal 2 Agustus 2019 mendatang,” jelas Sawung.
Sementara itu, Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengakui jika sebaran tumpahan minyak mentah telah mencapai sembilan desa di Karawang dan dua desa di Bekasi.
Namun, terkait dengan tumpahan minyak yang telah mencapai kepulauan seribu, dia menegaskan sampai saat ini pihaknya terus mengawasi arah tumpahan kemana, karena penanganan tetap dilakukan dengan semaksimal mungkin.
“Pengamatan sedang dilakukan untuk mengambil contoh dulu dan harus memastikan jika itu merupakan tumpahan minyak dari kejadian yang sama,” tegas Fajriah.
Pewarta: Fauzi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019