Tokyo (ANTARA News) - Korea Utara telah menjual banyak peluncur roket ke Myanmar yang diperintah-militer tahun lalu dalam pelanggaran terhadap sanksi PBB, badan siaran publik NHK Jepang melaporkan.
Dengan mengutip sumber diplomatik yang yang tak ditentukan, NHK mengatakan dalam laporan Rabu malam bahwa peluncur itu merupakan tipe yang sama seperti peluncur yang dikerahkan dekat zona demiliterisasi yang memisahkan semenanjung Korea.
Laporan itu menurut Reuters tidak dapat dikonfirmasikan secara independen.
Resolusi Dewan Keamanan yang disahkan setelah percobaan nuklir Korea Utara 2006 merintangi perdagangan dengan negara komunis yang suka berahasia itu dalam senjata berbahaya, senjata berat konvensional dan barang mewah.
Banyak negara Barat, termasuk anggota Uni Eropa, AS dan Australia, mempertahankan sanksi ekonomi dan militer terhadap Myanmar yang diperintah-militer, yang dikecam secara luas pada 2007 karena tindakan kerasnya terhadap demonstrasi pimpinan-rahib Budha.
Hubungan diplomatik antara Korea Utara dan Myanmar putus menyusul pemboman "Rangoon" 1983 yang mana agen Pyongyang telah menewaskan 17 pejabat Korea Selatan, tapi dipulihkan April 2007.
Korea Utara telah terkunci dalam perseteruan dengan masyarakat internasional karena ambisi nuklirnya. Negara itu telah setuju untuk menghentikan program nuklirnya sebagai pertukaran bagi keuntungan ekonomi dan diplomatik, tapi masih harus memberikan pernyataan penuh mengenai program itu.
(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008