"Dengan trade war antara China dan AS ada potensi relokasi pabrik, baik dari Taiwan, China, Vietnam, Thailand, maupun negara lain ke Indonesia," kata Airlangga Hartarto di Jakarta, Selasa.
Pada peluncuran perdana AC 2PK dan 2,5 PK hasil relokasi AC Panasonic dari Malaysia ke PT Panasonic Manufacturing Indonesia (PMI) itu, Airlangga mengemukakan tren relokasi itu akan terus tumbuh.
"Beberapa sudah melakukan relokasi, bulan hanya Panasonic. Ini akan terus kita dorong," kata Airlangga.
Ia menyebut salah satu sebab negeri ini dipilih menjadi tempat relokasi karena Indonesia merupakan satu-satunya negara demokratis di ASEAN yang cukup stabil dalam 20 tahun terakhir.
Selain itu, menurut Airlangga, ketrampilan tenaga kerja Indonesia juga sudah bisa bersaing dengan negara lain, di samping keberadaan bahan baku.
Apalagi, kata dia, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 45 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas PP Nomor 94 Tahun 2010 Tentang Perhitungan Penghasilan Kena Pajak Dan Pelunasan Pajak Penghasilan Dalam Tahun Berjalan.
"Pemerintah sudah buat kebijakan dalam bentuk PP Nomor 45 Tahun 2019 dalam rangka mengembangkan industri kita berbasis inovasi," kata Airlangga.
Dengan PP itu industri yang mengembangkan R&D di Indonesia bisa mendapat fasiltas super deduction tax hingga 300 persen.
Demikian pula, kata Airlangga, untuk industri padat modal yang melakukan relokasi dapat potongan pajak hingga 60 persen.
"Jadi kalau ada (relokasi atau ekspansi) industri yang labour intensive, kita bisa berikan itu juga," katanya.
Baca juga: Jateng-Batam dibidik jadi lokasi relokasi industri China
Baca juga: Dua pabrikan mobil listrik China berminat relokasi ke Indonesia
Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019