Ia mengatakan di Manokwari, Selasa, BNN belum lama ini melakukan pemetaan tentang ketahanan diri remaja terhadap peredaran gelap narkoba di seluruh wilayah Indonesia. Dalam pemetaan yang melibatkan 5.300 responden itu terungkap, ketahanan diri remaja Papua Barat paling rendah dibanding provinsi lain.
"Papua Barat menempati posisi paling bawah dengan nilai ketahanan diri 42,21. Ini patut menjadi perhatian semua pihak, anak-anak dalam situasi rentan," kata Setija.
Baca juga: Polda Kalsel : Jaringan pengedar libatkan anak jadi kurir
Dari pemetaan itu, lanjut Setija, terdapat empat faktor yang memiliki pengaruh signifikan, yakni individu, keluarga, lingkungan masyarakat serta lingkungan sosial.
Ia mengajak seluruh masyarakat mulai peduli terhadap upaya pencegahan peredaran dan penyalahgunaan narkoba di daerah ini.
BNN secara nasional telah melaksanakan aksi serentak pencegahan di seluruh daerah. Itu dilakukan untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat baik dalam pencegahan maupun pemberantasan.
Baca juga: Kapolda Sumsel: selamatkan anak bangsa dari narkoba
"Di Papua Barat dan Papua, kami melakukan perekrutan relawan anti narkoba. Tahun ini Papua Barat mendapat jatah sebanyak 25 orang," kata dia lagi.
Saat ini, para relawan yang lulus seleksi sedang menjalani pelatihan di Manokwari. Mereka berasal dari berbagai kalangan dan ke depan akan menjalankan aksi pencegahan di lingkungan masing-masing.
Baca juga: BNN: Anak atau keluarga terpapar narkoba segera lapor ke IPWL
"Pelatihan berlangsung selama dua hari, dari hari ini sampai besok. Mereka akan mendapat pembekalan teknis dalam pencegahan," sebutnya lagi.
Pewarta: Toyiban
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019