Penambahan masa tugas tersebut dilakukan sejak Juli 2019.
"Operasi Satgas Tinombala diperpanjang enam bulan dari Juli hingga Desember," ujar Brigjen Dedi di Mabes Polri, Jakarta, Selasa.
Baca juga: Panglima TNI sebut tetap dukung Operasi Tinombala di Poso
Padahal sebelumnya Satgas Tinombala hanya diberi penambahan masa tugas tiga bulan.
Menurut Dedi, hingga saat ini upaya pengejaran terhadap kelompok Mujahidin Indonesia Timur yang dipimpin Ali Kalora masih terus dilakukan dengan pengepungan secara ketat di lokasi yang diduga menjadi tempat persembunyian Ali Kalora.
Pihaknya optimistis satgas mampu melumpuhkan kelompok ini. Pasalnya jumlah amunisi, senjata, logistik kelompok ini sudah berkurang dan wilayah keberadaannya pun dinilai sudah semakin sempit.
Baca juga: Pembunuhan ayah-anak di Parimo dalam wilayah Operasi Tinombala
Mantan Wakapolda Kalteng ini menyebut saat ini keberadaan Ali Kalora terdeteksi sudah jauh dari tempat tinggal penduduk sehingga apabila terjadi pergerakan dari kelompok Ali Kalora, maka Satgas Tinombala akan mengetahuinya.
"Mereka sudah berada di daerah pegunungan yang jauh dari pedesaan, jadi jika ada pergerakan sedikit, langsung ketahuan," kata Dedi.
Kelompok Mujahidin Timur pimpinan Ali Kalora diduga bersembunyi setelah membunuh ayah dan anak di daerah Parigi Moutong, Sulteng.
Ali Kalora dkk diduga kini hanya memiliki senjata satu laras panjang dan dua laras pendek rakitan.
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019