Pembekalan yang digelar di Kantor Disdikpora DIY, Selasa, tersebut menampilkan sejumlah pemateri dari Perum LKBN Antara biro Yogyakarta yakni Nusarina Yuliastuti (redaktur Antara), Andreas Fitri Atmoko (Pewarta Foto Antara), Bambang Sutopo Hadi (redaktur Antara), serta pegiat media sosial Yogyakarta Jiwangga Putra Diaksa.
Dalam pelatihan itu, Nusarina memberikan penekanan bahwa untuk membuat karya jurnalistik, kejujuran menjadi prinsip utama yang harus dipegang oleh wartawan dengan tetap melaporkan sebuah peristiwa berdasarkan fakta. "Dalam pembuatan berita tidak boleh menambah-nambahkan unsur lain kecuali fakta," kata dia.
Ia juga menjelaskan berbagai teori pembuatan berita dan teknik wawancara, serta kaidah jurnalistik 5W1H yakni What (apa), Where (dimana) When,(kapan) Why (mengapa), Who (siapa) dan How (bagaimana).
Tak berhenti pada teori pembuatan berita lempang (straight news), Bambang Sutopo Hadi menambahkan dengan materi pembuatan artikel. Berbeda dengan pembuatan berita lempang, sebab artikel biasanya hanya menyangkut satu pokok permasalahan dengan sudut pandang hanya dari satu disiplin ilmu.
"Dalam pembuatan artikel biasanya diberi sedikit analisis atau pendapat dari penulisnya," kata Bambang.
Selanjutnya, dalam pelatihan pembuatan foto jurnalistik, Andreas Fitri Atmoko menjelaskan tentang metode EDFAT (Entire, Detail, Frame, Angle, dan Time) sebagai panduan dasar bagi para siswa dalam mengabadikan objek-objek atau peristiwa menarik bernilai berita saat berada di Riau.
Secara khusus, pegiat media sosial Yogyakarta Jiwangga Putra Diaksa meminta para peserta SMN asal Yogyakarta agar tidak ragu dan malu mengunggah setiap peristiwa menarik selama berada di Riau.
Melalui media sosial seperti instagram maupun youtube, menurut dia, akan menjadi sarana berbagi pengalaman kepada masyarakat luas. Tak hanya itu, pembuatan konten di media sosial secara profesional dan konsisten juga bisa memberikan penghasilan tambahan.
Dalam pelatihan jurnalistik itu, para peserta SMN 2019 tampak antusias, khususnya pada saat mengikuti praktik peliputan dan menuliskan berita. Selain itu, mereka juga diajak mempraktikkan pembuatan karya foto jurnalistik dan pembuatan vlog untuk diunggah di media sosial masing-masing.
"Pelatihan jurnalistik ini penting bagi peserta SMN karena mereka nantinya dituntut untuk membuat diary tentang pengalaman mereka selama di Riau. Pengenalan mengenai media sosial juga tidak kalah penting karena nantinya mereka harus terlibat dalam pembuatan vlog Kementerian BUMN," kata CSR Officer PT PP Evi Sulfiany.
Program SMN 2019 di Yogyakarta akan memberangkatkan 20 siswa SMA/SMK dan 3 siswa berkebutuhan khusus dari tiga SLB di DIY ke Riau pada 13 Agustus. Sebaliknya pada 14 Agustus para peserta SMN asal Riau akan mengikuti kegiatan BUMN Hadir Untuk Negeri di Yogyakarta.
Program itu digelar oleh lima BUMN yakni PT PP (Persero) Tbk selaku PIC (Person In Charge) atau penanggungjawab, bersama PT TWC (Persero) PT Bahana (Persero), PT KBI (Persero) dan PT Primissima (Persero) sebagai Co-PIC.
Baca juga: 23 peserta SMN Yogyakarta diajak mengenali BUMN
Baca juga: 91 siswa di DIY ikut seleksi Siswa Mengenal Nusantara 2019
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019