• Beranda
  • Berita
  • Kurangi polusi, Walhi apresiasi peningkatan angkutan massal Jakarta

Kurangi polusi, Walhi apresiasi peningkatan angkutan massal Jakarta

31 Juli 2019 08:45 WIB
Kurangi polusi, Walhi apresiasi peningkatan angkutan  massal  Jakarta
Ilustrasi polusi udara di Jakarta pada pagi hari. (Antara/Katriana)
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mengapresiasi peningkatan kendaraan umum massal yang disediakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta karena bisa mengurangi tingkat polusi udara.

"Sudah meningkat. Layanan TransJakarta juga sudah meningkat. Sekarang sudah menjangkau lebih banyak wilayah," kata pegiat lingkungan hidup Walhi Dwi Sawung saat dihubungi Antara, Rabu.

Ia mengatakan saat ini di Jakarta juga sudah ada banyak orang yang menggunakan kendaraan umum seperti TranJakarta, KRL, MRT dan lain sebagainya.

"KRL itu lebih dari satu juta penumpang per hari. Yang menggunakan TransJakarta juga banyak," ujarnya.

Namun, ia menyayangkan masih ada banyak juga yang menggunakan kendaraan pribadi.

Meski demikian, ia melihat sudah ada peningkatan jumlah orang yang beralih menggunakan kendaraan umum massal, meski pegiat Walhi tersebut tidak menyebutkan angkanya secara pasti.

Ia berharap ada semakin banyak orang lagi yang menyadari perlunya partisipasi warga Jakarta dan sekitarnya untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi guna mengendalikan polusi udara dan bergeser ke kendaraan umum massal yang ramah lingkungan.

Jika warga belum juga menyadari situasi darurat polusi udara di Jakarta, dia menyarankan Pemprov DKI untuk memberlakukan aturan yang membuat masyarakat merasa tidak nyaman untuk menggunakan kendaraan pribadi.

"Karena masyarakat juga harus dipaksa," katanya.

Dia mencontohkan beberapa negara lain yang kesadaran masyarakatnya dipaksa oleh aturan pemerintah.

"Dipaksanya lewat susah pake kendaraan. Misalnya di Sudirman-Thamrin, sudah disediakan banyak dari pemerintah. Harusnya pemerintah bisa memaksa orang enggak pakai kendaraan di situ," katanya lebih lanjut.

Penetapan aturannya, kata dia, bisa melalui penetapan biaya parkir yang lebih mahal di sekitar Jalan Thamrin hingga Sudirman.

"Jadi mau enggak mau, daripada dia bayar parkir, lebih naik pakai transportasi publik," katanya.

Pewarta: Katriana
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019