• Beranda
  • Berita
  • Sabang International Freediving promosikan wisata Aceh

Sabang International Freediving promosikan wisata Aceh

31 Juli 2019 12:15 WIB
Sabang International Freediving promosikan wisata Aceh
Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Bahari Kementerian Pariwisata, Indroyono Soesilo (kanan) bersama pejabat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Aceh saat membahas Sabang International Freediving Competition di Kantor Kementerian Pariwisata, Jakarta. (Dokumentasi Kementerian Pariwisata)

Kegiatan ini merupakan kegiatan ketiga yang telah diselenggarakan selama tiga tahun berturut-turut sejak 2017 bersamaan dengan Sail Sabang

Penyelenggaraan Sabang International Freediving Competition pada November 2019 di Pulau Weh, Sabang, Provinsi Aceh, akan menjadi salah satu upaya untuk mempromosikan daya tarik wisata bawah laut Aceh.

"Kegiatan ini merupakan kegiatan ketiga yang telah diselenggarakan selama tiga tahun berturut-turut sejak 2017 bersamaan dengan Sail Sabang," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Aceh, Jamaluddin dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa.

Pada penyelenggaraan kegiatan ini, katanya, kedalaman laut di pantai yang nyaris tidak berarus dan bergelombang menjadi daya tarik yang ideal bagi para pelaku wisata minat khusus yakni selam bebas.

Ia mengatakan Sabang memiliki lokasi yang ideal untuk selam bebas. Lokasi penyelaman tersebut berada di Pantai Teluk Balohan, berjarak sekitar 100 meter dari bibir pantai dengan kedalaman mencapai sekitar 120 meter.

Baca juga: Pemko Sabang simulasi tsunami di destinasi wisata

“Sangat jarang ditemui lokasi penyelaman yang potensial seperti ini, maka ini merupakan salah satu kekayaan yang dimiliki oleh Sabang dan layak kita manfaatkan untuk kemudian kita promosikan. Kegiatan selam bebas ini merupakan sebuah kejuaraan kelas dunia,” lanjutnya.

Jamaluddin juga mengatakan Sabang dengan lokasi penyelaman di Teluk Balohan tersebut sudah dikenal para penyelam karena bisa diselami tanpa tabung oksigen.

Selain itu juga sudah menjadi lokasi rutin yang mereka kunjungi untuk sekadar menjajal atau berlatih selam bebas sebelum pelaksanaan kejuaraan tersebut.

Lama tinggal wisatawan selam bebas yang utamanya dari Malaysia, Singapura, beberapa dari Eropa, dapat mencapai sekitar 20 hari atau lebih.

Baca juga: Imigrasi catat 73 kapal layar mancanegara kunjungi Sabang

“Waktu tinggal para wisman yang lama ini sudah menggerakkan perekonomian daerah, karena selama di Sabang mereka mengeluarkan biaya-biaya akomodasi, makan dan minum, sewa alat transportasi termasuk motor, dan lain sebagainya,” lanjutnya lagi.

Mengenai potensi pariwisata laut di Sabang, Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Bahari Kementerian Pariwisata, Indroyono Soesilo, mengatakan pihaknya mendukung penyelenggaraan Sabang International Freediving Competition 2019 yang merupakan kejuaraan kelas dunia.

"Sabang punya potensi bahari yang indah dan sudah dikenal bukan hanya oleh penyelam . Para penyelam rekreasi yang menggunakan tabung oksigen sudah jauh lebih dulu mengetahui keindahan bawah air Sabang,” kata Indroyono Soesilo.

Baca juga: Bawa 900 wisman, kapal pesiar MS Albatros sandar di Sabang

Indroyono mengatakan bahwa sejak diadakan kejuaraan freediving pada 2017, saat ini di Sabang sudah ada dua pusat penyelaman yang membuka fasilitas pelatihan selam bebas bersertifikat.

Untuk itu Kemenpar akan terus mendorong kepada pihak-pihak terkait agar dapat mempersiapkan pelatihan tersebut sehingga makin banyak SDM yang punya keahlian selam bebas di Sabang.

"Dan tentunya yang lebih diutamakan adalah putra-putri Sabang, masyarakat asli Aceh yang nanti tentunya juga akan menyejahterakan. Saya yakin, yang alamiah akan segera tumbuh di Sabang dengan cepat. Terutama penyelam yang kuat menyelam lama, anak-anak muda Sabang akan lahir dengan sendirinya," ujarnya.

Baca juga: Mahasiswa Norwegia kagumi pesona bahari Sabang

 

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019