"Seperti latar pembentukannya dalam penanggulangan terorisme sesuai tugas pokok TNI, kita berharap Koopssus TNi menjadi pasukan khusus yang andal dan profesional, sebagai satuan elite yang berasal dari ketiga matra," kata Evita di Jakarta, Rabu.
Dia meminta Komandan Koopssus TNI Brigjen Rochadi bisa dengan cepat melakukan orientasi sehingga tugas-tugas pemberantasan terorisme bisa dilakukan dengan tepat.
Evita meyakini Brigjen TNI Rochadi yang memiliki latar belakang yang mumpuni dapat memimpin Koopssus TNI dengan baik, terutama pengalamannya selama ini di Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI.
"Brigjen Rochadi punya latar belakang yang mumpuni termasuk di Bais TNI, kalau tidak salah Akmil 1986 dibesarkan di Kopassus lalu di teritorial. Saya yakin itu pilihan tepat, selamat bekerja untuk beliau dan pasukannya," ujarnya.
Evita memberikan saran agar Brigjen Rochadi ke depannya bisa memperkuat kerjasama dengan Polri, Badan Intelijen Negara (BIN), Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Hal itu menurut dia agar sejalan dengan visi Presiden Jokowi untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM).
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah menandatangani Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua Atas Perpres Nomor 10 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi Tentara Nasional Indonesia. Perpres tersebut ditandatangani dan mulai berlaku sejak 3 Juli 2019.
Perpres ini merupakan dasar perubahan susunan Markas Besar TNI dan pembentukan Komando Operasi Khusus (Koopsus) TNI yang berasal dari matra darat, laut, dan udara.
Dalam Perpres itu, Koopssus TNI bertugas untuk menyelenggarakan operasi khusus dan memberikan dukungan dalam operasi khusus yang membutuhkan kecepatan dan keberhasilan tinggi.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019