"Jokowi sebagai presiden terpilih, dalam beberapa kesempatan melempar wacana ke publik terkait susunan kabinet dengan mengakomodir kaum milenial. Wacana ini secara politis, Jokowi mau mempersiapkan generasi sebagai pemimpin masa depan," kata Ahmad Atang kepada Antara di Kupang, Rabu, terkait wacana menteri dari kalangan milenial.
Baca juga: Pengamat indikasikan Jokowi akan tepati janji pilih menteri muda
Baca juga: Menteri muda dinilai lebih baik berasal dari profesional
Dia mengatakan, dengan memberi ruang kepada kaum mudah untuk memimpin, menunjukkan bahwa Jokowi sebagai negarawan sedang mempersiapkan siapa penggantinya setelah tidak menjabat lagi sebagai Presiden.
Menurut dia, praktik seperti ini berlaku juga di negara-negara lain yang merekrut anak muda untuk menjadi menteri.
Ahmad Atang mengatakan, potensi anak muda memang pantas diperhitungkan, karena kelompok ini telah menempah diri melalui aktifitas organisasi kepemudaan.
Selain menjadi pelaku bisnis yang profesional, prestasi olahragawan dan para politisi.
"Kaum milenial memiliki idealisme, dan apabila diberikan kesempatan maka mereka akan dapat membuktikan kemampuan yang dimilikinya," kata Ahmad Atang.
Dia menambahkan, pandangan bahwa kaum milenial adalah anak muda yang belum berpengalaman, belum matang dalam pengambilan keputusan sudah saatnya dirubah.
"Bagi saya ini langkah Jokowi merekrut kaum milenial dalam kabinet merupakan keputusan yang berani bahkan melawan arus, karena langkah ini hanya bisa dilakukan ole pemimpin yang nekat tanpa memperhitungkan risiko," katanya
Artinya, jika Jokowi mampu mewujudkannya, maka akan tercatat dalam sejarah sebagai pemimpin yang selalu berpihak pada kaum milenial, dan Jokowi bukan hanya melempar wacana namun mampu mempraktikkannya, kata mantan Pembantu Rektor I UMK itu.
Baca juga: Dewi Fortuna: Menteri muda bukan soal asalkan memadai
Baca juga: Politisi muda: jangan terjebak soal milenial untuk bursa menteri
Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2019