Produksi film pendek The Sailor dilakukan di Jakarta, Juli lalu, saat Brian pulang ke Indonesia dan diproduseri oleh Mamag Studios, studio yang telah bekerjasama dengan Donald Glover, Adidas, Google, Spotify dan The New York Times.
“Lewat album ini Brian berhasil menciptakan rumah untuk asal muasal dan mimpinya. Tanpa disadari apa yang dia lakukan juga memberikan rumah untuk banyak orang lain," ujar Lee dalam keterangan resmi, Rabu.
"Rumah" menjadi ide utama dalam film pendek ini. Menurut Lee, bagi seorang imigran kadang kala definisi rumah dipertanyakan atau diartikan berbeda bagi orang lain. Namun, dia meyakini rumah selalu ada selama ada cinta.
"Cinta untuk segala macam pengalaman yang menjadikan dirimu seperti hari ini. Itulah puisi dari film pendek ini.”
Dalam sebuah wawancara dengan Sean Evans dari First We Fest, Brian menjelaskan The Sailor adalah tentang dirinya dan semua anak muda yang memiliki rasa penasaran dan tekad tinggi.
Penjelajah yang tidak takut untuk menjelajahi sebuah wilayah yang mungkin belum pernah disinggahi sebelumnya.
Brian melanjutkan, “Ini juga sebuah metafora tentang semua imigran yang datang ke Amerika Serikat untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik dan mencari kesempatan seperti yang tengah saya nikmati sekarang ini”.
Jumat (26/7) lalu, album kedua Rich Brian “The Sailor” dirilis oleh 88rising dan didistribusikan secara ekslusif oleh 12Tone.
"The Sailor" mendapatkan banyak pujian, salah satunya dari Hypebeast yang memberikan ulasan “Rich Brian dengan identitas Asia-nya berhasil tumbuh dan berkembang pesat.”
Baca juga: "The Sailor", album teranyar Rich Brian
Baca juga: Rich Brian rilis lagu baru berjudul "Kids"
Baca juga: Bekraf ingin lahirkan Rich Brian lain lewat ICINC
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019