"Untuk memastikan limbah pek yang masuk ke wilayah Kepulauan Seribu maka Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Pertamina melakukan pengambilan sampel finger print," kata Kepala Seksi Penanganan Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, Rusliyanto kepada Antara, Rabu.
Selain DLH DKI Jakarta, Rusliyanto menyebutkan, rapat koordinasi telah dilakukan pada Jumat (26/7) di KLHK yang dihadiri oleh DLH Kabupaten Bekasi, DLH Kabupaten Karawang, Sudin Lingkungan Hidup Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Pertamina Hulu Energi (PHE).
Pengambilan sampel finger print dan split sampel atau limbah diambil oleh KLHK dan Pertamina Hulu Energi pada Sabtu (27/7). Tujuannya adalah untuk memastikan karakteristik jenis minyak yang terkandung dalam limbah pek tersebut berasal dari Pertamina atau sumber yang lain.
Rusliyanto menjelaskan jika hasil analisa finger print menunjukkan bahwa jenis minyak milik Pertamina, maka pihak Pertamina harus mempertanggungjawabkan akibat tumpahan minyak yang ditimbulkan di perairan Kepulauan Seribu.
"Tanggung jawab dapat berupa pemulihan pencemaran lingkungan hingga penjatuhan sanksi baik perdata maupun pidana yang akan dilakukan KLHK," jelasnya.
Kasus penumpahan minyak yang bersumber di Karawang dan berimbas hingga Kepulauan Seribu, maka menurut Rusliyanto, penanganannya dilakukan oleh KLHK.
Sebelumnya Bupati Kepulauan Seribu, Husein Murad mengonfirmasi beberapa pulau antara lain Pulau Rambut, Pulau Untung Jawa, dan Pulau Ayer terdampak penumpahan minyak mentah.
Adapun bentuknya berupa gumpalan kecil berwarna hitam seperti aspal padat.
Namun ia memastikan hingga saat ini kebocoran minyak tersebut tidak mengganggu aktivitas pariwisata maupun perairan di sekitar Kepulauan Seribu.
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019