Sekitar 88 hektare padang savana di dalam kawasan Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Rinjani Timur, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, terbakar sejak Selasa (30/7), pukul 19.26 Wita hingga Rabu.setiap tim beranggotakan 20 orang. Kalau sudah terasa tidak kuat, maka tim lain menggantikan
"Sekitar 58 hektare kawasan yang terbakar sudah padam, sisanya sekitar 30 hektare masih ada api hingga Rabu pukul 16.00 Wita," kata Kepala KPHL Rinjani Timur, Saladin, ketika dihubungi dari Mataram, Rabu.
Ia menyebutkan kobaran api yang masih membakar padang savana terdapat di arah Gunung Nanggi, dan Bukit Pergasingan.
Sedangkan yang sudah padam di bagian atas kawasan Hutan Pusuk, Kecamatan Sembalun. Seluruhnya masuk dalam KPHL Rinjani Timur.
Ada juga sebagian kecil kawasan yang terbakar, namun sudah padam. Kawasan tersebut masuk dalam Taman Nasional Gunung Rinjani, yakni di Sebau.
Upaya pemadaman api masih terus dilakukan oleh 20 orang anggota tim gabungan, terdiri atas anggota KPHL Rinjani Timur, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, anggota TNI-Polri, dan unsur Kecamatan Sembalun.
"Tim melakukan pemadaman secara bergiliran. Setiap tim beranggotakan 20 orang. Kalau sudah terasa tidak kuat, maka tim lain menggantikan," ujarnya.
Menurut Saladin, petugas gabungan kesulitan melakukan upaya pemadaman karena kawasan yang terbakar berada di lereng perbukitan dengan topografi yang curam dan tidak ada sumber mata air.
Mereka melakukan upaya pemadaman secara manual menggunakan alat cangkul, parang dan alat lainnya yang bisa dibawa ke atas perbukitan.
Ia menambahkan kondisi angin yang relatif kencang juga mempercepat terbakarnya rumput ilalang yang mengering pada musim kemarau saat ini.
"Insya Allah tim masih sedang bekerja keras. Mereka melakukan pemadaman dan melokalisir kawasan supaya kobaran api tidak meluas," ucap Saladin.
Saladin juga menyatakan bahwa peristiwa kebakaran puluhan hektare padang savana di KPHL Rinjani Timur, dan sebagian kecil di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, tidak menimbulkan korban jiwa.
Sebab, kawasan yang terbakar tersebut masih ditutup dari aktivitas wisata gunung sejak terjadinya gempa bumi pada 29 Juli 2018.
Baca juga: Hutan Savana Gililawa Taman Nasional Komodo terbakar
Baca juga: BMKG catat 9 titik panas di NTT
Pewarta: Awaludin
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019