"Indeks keyakinan konsumen (IKK) Indonesia relatif stabil di angka 126 pp (poin persentase) pada kuartal kedua 2019 ini. Konsumen Indonesia merupakan konsumen paling optimistis ketiga di dunia setelah India (138 pp) dan Filipina (126 pp)," papar Managing Director Nielsen Indonesia, Agus Nurudin di Jakarta, Rabu.
Ia mengemukakan IKK itu dipengaruhi oleh tiga indikator dalam dalam 12 bulan ke depan, yaitu persepsi konsumen akan prospek lapangan kerja.
"Indeks itu mengalami penurunan menjadi 70 persen pada kuartal kedua dari 72 persen pada periode sebelumnya tahun ini, relatif masih stabil," paparnya.
Pada periode sama, untuk indeks persepsi konsumen akan kondisi keuangan pribadi juga mengalami penurunan menjadi 80 persen dari sebelumnya 83 persen.
Sementara indikator terakhir, yakni keinginan berbelanja mengalami peningkatan menjadi 61 persen dibandingkan kuartal pertama 2019 yang hanya 56 persen.
"Dengan IKK yang stabil itu, menunjukkan bahwa masyarakat relatif tenang, terutama dalam hal stabilitas politik. Level untuk 'spending' naik, jadi aktivitas baik-baik saja," katanya.
Di kawasan Asia Pasifik lanjut dia, konsumen juga tetap optimistis, dengan China, India, dan Indonesia berfungsi sebagai pilar utama Indeks Keyakinan Global. Sementara Jepang dan Korea, memperlihatkan optimisme yang bergerak dalam arah yang berlawanan.
Kendati demikian, Agus Nurudin mengatakan meski indeks keyakinan konsumen Indonesia stabil, kekhawatiran akan keadaan ekonomi Indonesia naik. Tercatat, kekhawatiran konsumen akan keadaan ekonomi meningkat cukup tajam menjadi 37 persen pada kuartal kedua 2019 ini, dibandingkan kuartal sebelumnya di tahun yang sama sebesar 31 persen.
"Di kuartal kedua 2019 makin banyak konsumen Indonesia yang mengkhawatirkan kondisi ekonomi, tampaknya hal itu merupakan dampak dari Pemilu, dimana konsumen merasa bahwa keadaan ekonomi pasca Pemilu masih tidak pasti," katanya.
Baca juga: JK: Indonesia jangan hanya jadi konsumen dari perkembangan teknologi
Baca juga: BI: Optimisme konsumen pada Juni 2019 tetap terjaga
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019