Program pemulihan atau restorasi lahan gambut di Sumatera Selatan yang telah berjalan sesuai rencana akan dilanjutkan sehingga semua lahan yang terdampak kebakaran besar pada 2015 bisa kembali dimanfaatkan masyarakat, kata Dinamisator BRG Sumatera Selatan, DD Shineba di Palembang, Rabu.
Provinsi Sumsel masuk dalam salah satu dari tujuh provinsi penting dalam upaya untuk penyelamatan lahan gambut karena terdapat 650 ribu hektare lahan gambut rusak.
Lahan gambut yang tercatat mengalami kerusakan di wilayah Sumsel tersebut sekitar 500 ribu hektare di antaranya berada di areal perusahaan baik perusahaan perkebunan sawit maupun Hutan Tanaman Industri (HTI).
Kegiatan restorasi lahan gambut yang dimulai sejak Mei 2017 hingga kini berjalan dengan baik. Untuk lahan yang berada di kawasan perkebunan rakyat, restorasinya difasilitasi BRG sedangkan yang berada di areal konsesi atau izin pengelolaannya dikuasai perusahaan dikoordinasikan dengan mitra (perusahaan bersangkutan), katanya.
Dia menjelaskan hingga saat ini pihaknya terus berupaya menjalankan program restorasi ratusan ribu hektare lahan gambut di tiga kabupaten yakni Kabupaten Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin, dan Kabupaten Banyuasin.
Kegiatan restorasi di tiga kabupaten tersebut merupakan bagian dari program pemerintah secara nasional yang menargetkan restorasi lahan gambut sebanyak dua juta hektare hingga 2020.
Kegiatan restorasi lahan gambut dilakukan sesuai dengan kondisi daerah dan masyarakat sekitar tiga kabupaten itu, sehingga dapat berjalan dengan baik dan masyarakatnya bisa mendapatkan manfaat ekonomi dari program tersebut, kata Shineba.*
Baca juga: BRG maksimalkan tiga cara restorasi gambut Sumsel
Baca juga: Badan Restorasi Gambut siapkan operasi pembasahan di Kalbar
Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019