Pemenuhan kebutuhan air bersih itu, dikarenakan warga ada 95 kepala keluarga (KK) di Dusun Enam Lompio, Desa Maranata kini kesulitan air bersih, setelah hampir setahun pascabencana gempa dan likuefaksi menghantam wilayah itu pada 28 September 2018 lalu.
Berdasarkan pantauan dari hasil kondisi lapangan oleh ACT, warga BK di dusun tersebut setiap hari harus berjalan kaki satu kilometer untuk mendapatkan air bersih.
Berdasarkan pengakuan salah seorang warga Dusun Lompio, Noho yang dihimpun oleh ACT, mengaku bahwa kesulitan terhadap air bersih telah berlangsung sejak gempa dan likuefaksi melanda Kabupaten Sigi, sehingga berdampak pada kerusakan saluran irigasi.
"Setiap hari kami itu jalan kaki satu kilometer ambil air bersih di sumur milik warga kami. Itupun air bersih itu tidak cukup dan kami harus antre," ucap Noho kepada tim ACT Sulteng di Lompio, Rabu.
Menurut Noho, selama ini warga Dusun Lompio menggantungkan hidup untuk mendapatkan air bersih, bergantung dari irigasi.
Air dari irigasi untuk kebutuhan pertanian juga untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi, mencuci, minum maupun kebutuhan lainya.
"Kebetulan jalur irigasi Gumbasa ini melewati dusun kami, jadi kami dengan mudah mengambil air irigasi Gumbasa untuk kebutuhan sehari-hari dan tidak harus berjalan kaki hingga satu kilometer," Noho menuturkan.
Dari pantuan Tim ACT di lokasi, puluhan hektare lahan pertanian di wilayah itu juga mengalami kekeringan dan nampak persawahan hanya ditumbuhi rumput.
Merespon kesulitan air tersebut, ACT Sulawesi Tengah, menyalurkan enam ribu liter air bersih di kompleks Gereja Bala Keselamatan Korps Lompio.
Puluhan warga harus bergantian untuk mendapatkan air bersih yang disalurkan langsung dari mobil tangki air bersih.
Selain untuk kebutuhan masing-masing warga, air bersih tersebut juga digunakan untuk kebutuhan di gereja setempat.
Pendeta BK Korps Lompio Nirmo mengaku Sejak dirinya bertugas sebulan di Gereja BK di Lompio tersebut sangat kesulitan air bersih.
Baca juga: Korban banjir Bangga-Sigi butuh air bersih
"Di sini selain bangunan-bangunan yang rusak juga kesulitan air bersih. Jadi dengan bantuan air bersih dari ACT ini saya sangat senang dan lega. Saya harap bantuan ini tidak hanya sebatas hari ini namun hingga ke depan,” kata Nirmo di sela-sela distribusi air.
Kepala Cabang ACT Sulawesi tengah, Nurmarjani Loulembah mengatakan sudah hampir sebulan ini ACT Sulteng telah mendistribusikan air bersih kepada korban bencana khususnya warga yang tinggal di hunian sementara maupun warga yang mengantungkan kebutuhan air bersih dari saluran irigasi.
Nani sapaan akrabnya menjelaskan bantuan air bersih ini diharapkan dapat benar-benar tepat sasaran seperti warga yang tinggal di Dusun Lompio yang kesulitan air bersih.
"Distribusi air bersih ini merupakan bantuan dari mitra ACT yaitu Muslim Volunteer Malaysia yang diperuntukkan untuk korban bencana alam di Sulawesi tengah khususnya korban gempa, tsunami dan likuefkasi," sebut Nani.
Baca juga: Korban terdampak banjir Sigi butuh air bersih
Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019