• Beranda
  • Berita
  • Rumah gubuk di antara perumahan elit BSD perlu uluran dermawan

Rumah gubuk di antara perumahan elit BSD perlu uluran dermawan

31 Juli 2019 23:38 WIB
Rumah gubuk  di antara perumahan elit BSD perlu uluran dermawan
Kondisi rumah Yekah kondisinya sangat memprihatinkan. (Foto Antara Banten/Deden M Rojani)

saya enggak minta yang bagus. Yang penting anak saya pas main aman, enggak was-was kalau rumah ambruk

Rumah gubuk berdinding triplek dan beratap plastik milik  Yekah (38) yang berdiri diantara deretan rumah kokoh di Perumahan Nusa Loka BSD Serpong, Kota Tangerang Selatan perlu uluran tangan dermawan.

Perempuan yang kini menjanda itu tinggal penuh was-was di rumah gubuk  yang kapan saja bisa ambruk jika ada angin kencang.

"Saya takutnya kalau ada angin kencang sama hujan, kalau anak-anak lagi main terus tiba-tiba ambruk kan takut. Namanya juga rumahnya udah kaya gini, didorong juga udah ambruk," ujar Yekah yang ditemui Rabu di rumahnya di Kampung So RT 04 RW 02 Kelurahan Rawa Mekar Jaya.

Pantauan, Rabu, menunjukkan Yekah tinggal di rumah yang mirip saung itu bersama dengan empat anak serta ibunya. Sementara suaminya sudah meninggal karena sakit.

Rumah yang menempel dengan tembok pembatas perumahan elit Nusa Loka BSD itu berukuran 6x6 itu dengan bagian atapnya hanya ditutupi plastik dan triplek bekas.

Jika musim penghujan tiba, Yekah bersama anak-anaknya harus menyelamatkan pakaian serta buku sekolah agar tidak basah.

Demikian juga ketika angin kencang menerjang. Atap kayu maupun triplek sebagai penahan hujan dan panas kerap berbunyi seperti bangunan hampir rubuh.

Yekah yang sehari-hari bekerja sebagai buruh cuci ini, sangat berharap ada bantuan dari dermawan atau pemerintah yang mempunyai program bedah rumah tak layak huni.

Baca juga: HFH Indonesia gelar lari amal bangun rumah layak huni

Ia mengaku, upah dari pekerjaannya kerap tak mencukupi biaya hidup keluarganya, ditambah dia harus mengurus ibunya yang mengalami patah kaki semenjak tiga tahun lalu.

"Saya berharap ada bantuan dari pemerintah, saya enggak minta yang bagus. Yang penting anak saya pas main aman, enggak was-was kalau rumah ambruk," jelasnya.

Sementara jika malam tiba, anak-anak Yekah harus berdesak-desakan berbagi tempat tidur.

"Kasur kan cuma satu, itu buat ade. Kalau saya pakai tiker aja tidurnya. Kalau hujan, ya kena pas tidur," ujar Nabila yang bersekolah di SD Islam Rawa Mekar Jaya.

Ketua RT 04 Arsad juga berharap agar warganya itu mendapat bantuan perbaikan rumah dari Pemkot Tangerang Selatan.

"Jangan sampai ada warga yang tertimpa rumah. Karena ini bahaya kalau hujan terus ada angin besar takutnya ketimpa. Kalau saya sebagai Ketua RT, siapapun yang ingin membatu secepat mungkin bisa membantu," kata Arsad.

Baca juga: Kementerian PUPR bakal perbaiki 3.000 rumah tidak layak huni di Bali
Baca juga: Kota Tangerang bangun 4.953 rumah layak huni
Kondisi rumah Yekah kondisinya sangat memprihatinkan. (Foto Antara Banten/Deden M Rojani)

 

Pewarta: Sambas
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019