Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina, Ignatius Tallulembang dan Project Director PT JGC, Suryadi Kresno di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, berdasarkan infromasi yang diterima Antara, Kamis.
Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina, Ignatius Tallulembang menjelaskan serah terima ini menandai rampungnya proyek dan PLBC akan sepenuhnya beroperasi. Di bawah pengelolaan Pertamina Refinery Unit (RU) IV, Kilang Cilacap akan memproduksi lebih banyak bahan bakar minyak berkualitas standar EURO 4.
“Dengan selesainya PLBC, kemampuan produksi Pertamax Kilang Cilacap meningkat signifikan dari 1,0 juta barrel per bulan menjadi 1,6 juta barrel per bulan, sehingga akan mengurangi impor BBM, terutama Pertamax” ujarnya.
Selain itu, lanjut Ignatius, PLBC juga berdampak positif pada upaya pemerintah untuk memperkuat cadangan devisa negara dan bahkan berkontribusi terhadap GDP Indonesia sekitar 0,12 persen.
Menurut Ignatius, PLBC menelan investasi 392 juta dolar dengan lingkup pekerjaan meliputi : Revamping unit Platforming I sehingga kapasitas produksi meningkat 30 persen menjadi 18.6 MBSD, Pembangunan unit baru LNHT - Isomerization dengan kapasitas design 21.5 MBSD serta pembangunan beberapa unit Utilities untuk mendukung unit proses PLBC. Saat konstruksi, PLBC menyerap sekitar 2.500 tenaga pekerja, dimana lebih dari 70 persen di antaranya adalah pekerja lokal Cilacap.
Selama proyek berlangsung hingga tanggal 29 Juli 2019, telah dicapai 17 juta lebih jam kerja aman tanpa LTI.
“Kilang Cilacap merupakan salah satu kilang besar Pertamina yang berperan dalam menjaga swasembada dan kemandirian energi nasional. Kapasitas operasi menyumbang sekitar 33,4 persen dari total kapasitas kilang nasional,” pungkasnya.
Baca juga: Pertamina dan Aramco sepakat lanjutkan kerja sama Kilang Cilacap
Baca juga: Pertamina Cilacap tingkatkan produksi BBM hadapi Lebaran 2019
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2019