Berdasarkan laman resmi AirVisual, Kamis siang, Pejaten Barat, Jakarta Selatan, menjadi yang terburuk kedua setelah Mangga Dua Selatan, Jakarta Pusat, dengan angka 164 dengan konsentrasi parameter pm 2.5 sebesar 81.7 ug/m3.
Selanjutnya, wilayah di Pegadungan, Jakarta Barat, juga mencatat kualitas udara kategori tidak dengan AQI sebesar 158, sementara konsentrasi pm 2,5 di wilayah itu adalah 69.2 ug/m3.
Sementara itu, kualitas udara di wilayah Rawamangun, Jakarta Timur, juga masih tergolong tidak sehat untuk kelompok sensitif dengan indeks kualitas udara pada angka 157 dan pm 2,5 sebesar 68.1 ug/m3.
Baca juga: Kamis siang kualitas udara di Jakarta terburuk didunia
Baca juga: Jelang sidang polusi, kualitas udara di Jakarta kategori tidak sehat
Baca juga: Udara Jakarta pagi ini tidak sehat untuk kelompok sensitif
Untuk wilayah Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat, kualitas udaranya juga masih tergolong tidak sehat untuk kelompok sensitif dengan indeks 102 dan konsentrasi pm 2,5 sebesar 36 ug/m3.
Sedangkan wilayah di sekitar Kedutaan AS, Jakarta Selatan, mencatatkan kualitas udara tidak sehat dengan angka AQI US sebesar 152 dan konsentrasi pm 2,5 sebesar 58 ug/m3.
Kawasan Geloran Bung Karno (GBK), Jakarta Selatan, masih masuk dalam kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif, dengan angka AQI US sebesar 139 dan konsentrasi pm 2,5 sebesar 51 ug/m3.
Berbeda dengan wilayah Kemayoran, Jakarta Pusat, yang mencatatkan kualitas udara cukup baik di antara wilayah lainnya dengan berada dikategori layak dengan indeks 58 dan konsentrasi pm 2,5 sebesar 70 ug/m3.
Sebelumnya, kualitas udara Ibu Kota DKI Jakarta pada Kamis siang pukul 11.30 WIB menjadi yang paling buruk atau tidak sehat dibandingkan negara-negara lainnya.
Tercatat di angka 161 atau dengan parameter PM2.5 konsentrasi 75,4 ug/m3 berdasarkan US Air Quality Index (AQI) atau indeks kualitas udara.
Pewarta: Nova Wahyudi
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019