Pameran Seni Rupa Koleksi Nasional “Lini Transisi" yang digelar di Galeri Nasional di Jakarta, mulai Kamis, memamerkan karya-karya seni rupa koleksi negara berasal dari 40 seniman Indonesia.ini merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban negara dalam memberikan kesempatan publik mengapresiasi
Pameran koleksi negara yang diinisiasi Galeri Nasional bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan itu, pertama kali digelar pada 2018 dengan melibatkan institusi pemerintah yang memiliki karya seni rupa sebagai koleksi negara, di antaranya Museum Aceh, Dewan Kesenian Jakarta, dan Museum Sejarah Jakarta.
Kali ini, pameran yang digelar pada 1-31 Agustus tersebut melibatkan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Museum Seni Rupa dan Keramik, Museum Sejarah Jakarta, dan Museum Bank Indonesia.
Ada sebanyak 50 karya yang terdiri atas lukisan, patung, instalasi, dan video ditampilkan dalam pameran tersebut. Karya-karya tersebut berasal dari 40 seniman Indonesia yang diciptakan sejak tahun 1950–an hingga tahun 1980–an.
Kepala Galeri Nasional Indonesia, Pustanto, menyebut ada hal penting dalam penyelenggaraan pameran ini yaitu kerja sama antarinstansi dan institusi pemerintah merupakan suatu perwujudan upaya bersama antarlembaga pemerintah dalam mengumpulkan data, mendokumentasikan, mempublikasikan, serta perlindungan terhadap karya-karya seni rupa koleksi negara.
"Dengan mempublikasikan karya-karya koleksi negara ke hadapan publik, maka hal tersebut merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban negara dalam memberikan kesempatan dan akses kepada publik untuk mengapresiasi, mendapatkan pengetahuan, wawasan, serta mempelajari lebih dalam terkait karya seni rupa koleksi negara Indonesia," kata dia.
Menurut dia gelaran ini tidak hanya untuk menampilkan karya seni rupa koleksi negara untuk dinikmati saja, melainkan sebagai upaya untuk menjamin keberlangsungan karya tersebut sehingga dapat diketahui dan dimanfaatkan secara positif oleh generasi masa depan.
“Mewujudkan pameran ini berarti mengapresiasi seniman dan juga karya-karyanya, menyelamatkan aset negara, sekaligus melestarikan warisan dan identitas bangsa,” ujarnya.
Baca juga: Dosen IKJ gelar pameran seni rupa bertajuk birokrasi
Baca juga: 25 perupa muda pamerkan karya di Festival Lima Gunung
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019