Karena menurut dia, generasi muda Indonesia saat ini telah memasuki era generasi milenial yang sangat erat kaitannya dengan revolusi industri global four point zero (4.0).
"Konstitusi kita mengakomodir hal tersebut dengan tegas mengamanahkan bahwa seluruh rakyat Indonesia memiliki hak menikmati pendidikan yang layak serta adil dan merata untuk semua warga negara, itu sebagai dasar landasan proses terciptanya sumber daya manusia Indonesia yang unggul," kata Hetifah dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis.
Hal tersebut disampaikan Hetifah dalam acara Bicara Buku Bersama Wakil Rakyat dengan tema "Semangat dan Tantangan Perbaikan Mutu Pendidikan Karakter Melalui Penjamin Mutu Yang Berkualitas Di Era Milenial (Industri 4.9 Era Disrupsi)" dan bedah buku "Self Accreditation, Perbaikan Mutu Pendidikan Setelah Penjaminan Mutu’ karya Ade E. Sumengkar, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis.
Hetifah menilai pendidikan yang berkualitas harus didukung sarana, prasarana dan pendidik atau guru yang berkualitas.
Karena itu menurut dia, upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas serta mutu bidang pendidikan seperti pelatihan-pelatihan untuk para guru dan akreditasi lembaga pendidikan, harus didukung penuh.
Menurut dia, dukungan terhadap upaya-upaya agar mutu bidang pendidikan di Indonesia harus datang dari berbagai elemen bangsa terutama yang berkompeten seperti pemerintah dan legislatif.
"Diskusi, pembahasan seperti acara bedah buku ini akan menjadi masukan bagi kami khususnya di parlemen, untuk melakukan yang terbaik buat peningkatan mutu pendidikan Indonesia," ujarnya.
Kepala Biro Humas Setjen MPR RI Siti Fauziah mengatakan akses pendidikan yang berkualitas memang sangat dibutuhkan generasi milenial Indonesia.
Dia menilai pemenuhan kualitas pendidikan itu tentu saja juga harus didukung dengan mutu di bidang pendidikan yang berkualitas mulai dari sarana prasarana serta para pendidiknya, apalagi tantangan bangsa ke depan makin besar dan berat.
"Saya sangat mengapresiasi kiprah para pendidik atau guru yang bahkan harus menempuh jarak yang sangat jauh dan terpencil demi kecintaannya kepada anak-anak didik dan dunia pendidikan," katanya.
Siti Fauziah menilai, MPR berkiprah juga dalam bidang pendidikan dalam program Sosialisasi Empat Pilar MPR dengan mengedukasi berbagai elemen masyarakat termasuk generasi muda bahkan usia TK untuk memahami kembali Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika dengan berbagai metode seperti menggambar, mewarnai sampai ke metode pembuatan perangko Empat Pilar.
Dalam acara tersebut, Guru Besar Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB, Ari Purbayanto menilai bangsa Indonesia memiliki permasalahan besar terhadap anak-anak bangsa yang masih banyak tidak memiliki akses pendidikan yang layak karena kemiskinan.
Dia mencontohkan banyak anak-anak para TKI dan buruh perkebunan di luar negeri yang sangat minim akses ke pendidikan yang layak sehingga apabila hal tersebut didiamkan berlarut-larut maka bangsa ini akan mengalami kehilangan generasi.
"Tapi patut diapresiasi, dengan dukungan pemerintah Indonesia dan pemerintah tempat TKI bekerja serta dukungan tanggung jawab sosial perusahaan-perusahaan pemberi kerja, sekarang ini banyak bermunculan 'Community Learning Center' (CLC) dengan mutu sarana dan prasarana serta guru yang baik untuk para TKI dan anak-anak para TKI, dan akan lebih luas lagi penyebarannya di masa depan," katanya.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019