Kepalai Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) Sudiyono, yang dihubungi di Mataram, Kamis malam, menyebutkan padang rumput yang terbakar berada di daerah Sajang, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur.
"Kami belum tahu pasti penyebabnya. Mungkin karena faktor alam, sekarang musim kemarau panjang yang menyebabkan rumput mengering sehingga potensial terbakar," katanya.
Informasi yang diterima, kata dia, rumput kering yang terbakar dekat dengan jalur pendakian di Sajang. Namun tidak efek terhadap aktivitas pendakian karena api sudah padam sekitar pukul 16.00 WITA.
Baca juga: Ratusan hektare kawasan Gunung Rinjani Lombok terbakar
Upaya pemadaman api dilakukan oleh tim gabungan yang berasal dari petugas BTNGR, unsur TNI-Polri dan masyarakat setempat.
Karena lokasi kebakaran berada di dalam kawasan, petugas lebih banyak menggunakan cara manual untuk memadamkan api. Kebakaran tersebut juga tergolong kebakaran permukaan. Artinya hanya rumput kering yang mudah terbakar tapi mudah padam," ucap Sudiyono.
Untuk mengantisipasi peristiwa serupa, petugas BTNGR terus melakukan patroli setiap hari. Selain itu, melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk tidak membuang puntung rokok di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, terutama daerah padang rumput yang sudah mengering.
"Kami sudah lakukan langkah antisipasi. Tapi faktor alam susah juga dikendalikan. Apalagi dengan bahan bakar yang tersedia (rumput kering-red) akan lebih rawan lagi," kata Sudiyono.
Sebelumnya, terjadi kebakaran padang rumput seluas 141,6 hektare di hutan bukit Kondo (bagian dari TNGR) pada Minggu (23/6) pukul 17.00 WITA hingga Senin (24/6).
Peristiwa serupa kembali terjadi pada Minggu (7/7). Seluas 115 hektare padang rumput di Propok Sembalun, hangus terbakar. Api juga melalap bunga edelweis yang sudah mengering dan pohon cemara.
Kebakaran juga terjadi di dalam kawasan Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Rinjani Timur, Kabupaten Lombok Timur, pada Selasa (30/7), pukul 19.26 Wita hingga Rabu (31/7). Sekitar 88 hektare padang rumput yang sudah kering dilalap api.
Tidak ada laporan korban jiwa dalam beberapa kali peristiwa kebakaran tersebut. Aktivitas pendakian juga tetap berjalan normal.
Baca juga: Fenomena topi awan di Gunung Rinjani dikaitkan gempa, ini penjelasannya
Baca juga: Fenomena topi awan di Gunung Rinjani dikaitkan gempa, ini penjelasannya
Pewarta: Awaludin
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019