• Beranda
  • Berita
  • Sempat padam, gambut di TNTN kembali terbakar dan meluas

Sempat padam, gambut di TNTN kembali terbakar dan meluas

1 Agustus 2019 21:09 WIB
Sempat padam, gambut di TNTN kembali terbakar dan meluas
Asap pekat mengepul ketika terjadi kebakaran lahan gambut di Pekanbaru, Riau, Kamis (1/8/2019). BMKG Pekanbaru merilis data soal sebaran titik panas (hotspot) berdasarkan satelit Terra/Aqua yang mengalami peningkatan, pada Kamis (1/8) terdeteksi 82 titik panas dengan level confidence 70 persen yang sebelumnya pada Rabu (31/7) hanya terdeteksi 24 titik di Provinsi Riau. ANTARA FOTO/Rony Muharrman/pd.

Semua kemampuan kita kerahkan ke sini,

Lahan gambut di perbatasan Taman Nasional Tesso Nilo, Kabupaten Pelalawan, Riau yang sempat padam usai terbakar dalam sepekan terakhir kembali membara dan terus meluas, dan hingga kini upaya pemadaman melibatkan tim gabungan terus dilakukan.

Komandan Distrik Militer 0313 Kampar Letkol Inf Aidil Amin yang dihubungi dari Pekanbaru, Kamis, mengatakan upaya pemadaman di lahan gambut yang ditumbuhi semak belukar kering melibatkan seluruh personel satuan tugas gabungan.

"Kondisi cuaca kemarau saat ini memang benar-benar ekstrem hingga semua wilayah menjadi sangat panas memiliki resiko bahaya kebakaran tinggi," katanya.

Aidil langsung memimpin upaya pemadaman di Pelalawan yang secara teritorial bagian dari Kodim 0313 Kampar. Selain TNI, upaya pemadaman melibatkan personel polisi, Manggala Agni, masyarakat peduli api hingga perusahaan.

"Semua kemampuan kita kerahkan ke sini," ujarnya.

Dia menjelaskan bahwa beberapa hari lalu, lokasi tersebut telah padam. Namun ternyata, api masih bertahan di dasar gambut dan menjalar secara perlahan hingga muncul di lokasi berbeda serta terus meluas. "Sangat sulit diketahui di mana api akan muncul kembali," ujarnya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Edwar Sanger mengatakan kebakaran yang terjadi di TNTN merupakan salah satu fokus utama Satgas Karhutla.

“Saat ini kita masih melakukan upaya pemadaman, termasuk di TNTN. Baik dari darat, maupun dari udara dengan menggunakan helikopter water bombing (bom air),” katanya.

Edwar mengaku telah memantau sejumlah lokasi yang terjadi kebakaran lahan, termasuk di kawasan TNTN.

Terdapat sejumlah titik api dan kobaran api di kawasan yang seharusnya dilindungi tersebut. Belum diketahui luas lahan yang terbakar di TNTN, lantaran api masih berkobar dan belum teratasi.


Baca juga: BMKG: 264 titik panas di Sumatera, terbanyak di Riau
 Baca juga: Jarak pandang di Pelalawan Riau 800 meter akibat asap Karhutla

Pewarta: Anggi Romadhoni
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019