• Beranda
  • Berita
  • KPAI: Konflik Apartemen Mediterania korbankan hak anak

KPAI: Konflik Apartemen Mediterania korbankan hak anak

2 Agustus 2019 14:15 WIB
KPAI: Konflik Apartemen Mediterania korbankan hak anak
Lanskap apartemen Mediterania. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Komisi Perlindungan Anak Indonesia menilai konflik yang melanda penghuni Apartemen Mediterania Palace Residences, Jakarta Pusat, telah mengorbankan hak anak.

"13 ibu-ibu penghuni Apartemen Mediterania Palace mengadu kepada KPAI tentang pemadaman listrik dan pemutusan air secara terus menerus, pada Senin (29/7)," kata Komisioner Bidang Sosial dan Anak Dalam Situasi Darurat KPAI, Susianah Affandy, di Jakarta, Jumat.

Pemadaman listrik yang berlangsung selama sepuluh hari secara berturut mengakibatkan penghuni dari kalangan anak-anak kesulitan melakukan aktivitas MCK (mandi, cuci, kakus).

"Anak-anak memanfaatkan fasilitas publik seperti kolam renang apartemen, toilet front office, hingga SPBU terdekat untuk kegiatan MCK," katanya.

Selain mengalami kesulitan dalam aktifitas MCK, anak-anak menjadi tidak fokus belajar, karena merasa tidak nyaman di ruangan tanpa pendingin udara.

"Ketidaknyamanan anak-anak lebih besar yang unit keluarganya berada di ruko-ruko tanpa akses ventilasi udara yang memadai," ujarnya.

Pemadaman listrik dan air juga mengakibatkan ibu-ibu yang memiliki balita terhambat dalam memberikan ASI eksklusif.

Sebelum terjadi pemadaman listrik dan air, kata dia, ibu dengan balita ini dapat menyimpan ASI-nya dalam kulkas, namun hal tersebut terhambat karena kulkas tidak berfungsi.

"Bau busuk isi kulkas sangat menyengat di dalam ruangan unit," katanya.

Saat KPAI melakukan pengawasan pada Selasa (30/7) pukul 20.00 WIB, keluarga yang unitnya dipadamkan listrik menggunakan fasilitas seadanya sebagai penerangan, seperti lilin atau lampu dengan baterai portebel.

"Permasalahan bagi keluarga yang menggunakan lilin, anak-anak mereka suka mempermainkan lelehan lilin yang mencair dan panas sehingga menyebabkan luka," katanya.

KPAI juga menyaksikan anak-anak yang rewel dan menangis karena tidak betah di ruangan unit yang gelap dan panas.

Mereka menangis dan meminta menginap di rumah teman orang tuanya yang memiliki fasilitas pendingin udara.

"KPAI prihatin dengan kondisi tersebut, karena dampak pemadaman menyebabkan anak-anak terganggu psikisnya sehingga merengek kepada orang tua untuk diungsikan ke keluarga atau kerabat orang tuanya," kata Susianah.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019