Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menetapkan tiga klaster pengembangan industri perikanan, yang didasarkan pada pendekatan kewilayahan dan potensi masing-masing daerah.Pengelompokan ini didasari pada pendekatan kewilayahan dan potensi di masing-masing klaster
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan NTB Lalu Hamdi di Mataram, Jumat, mengatakan tiga klaster pengembangan itu berada di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa.
Ketiga klaster itu yakni minapolitan Lombok dengan lokomotif industri perikanan tangkap lepas pantai berpusat di Teluk Awang, Kabupaten Lombok Tengah.
Selanjutnya, klaster minapolitan Sumbawa dengan lokomotif perikanan berkelanjutan di Teluk Saleh dan minapolitan Bima dengan lokomotif industri garam.
"Pengelompokan ini didasari pada pendekatan kewilayahan dan potensi di masing-masing klaster," ujarnya.
Ia menjelaskan minapolitan merupakan sebuah konsep pengelolaan dari hulu sampai hilir dengan minapolitan Lombok (Teluk Awang) akan dimotori oleh penangkapan ikan lepas pantai.
"Saat ini telah beroperasi 40 kapal milik nelayan lokal dan 17 kapal kapasitas 100 GT dari 100 unit yang ditargetkan berasal dari luar daerah," terang Hamdi.
Menurutnya, untuk memperkenalkan ketiga klaster tersebut, pihaknya terus menggencarkan promosi, dengan harapan agar terjadi penambahan jumlah kapal besar sesuai target yang ditetapkan.
Karena dari sisi produksi, kata Hamdi, berdasarkan dokumen yang tercatat, saat ini terdapat sekitar 500 ton produksi tuna cakalang yang telah dikirim keluar daerah (perdagangan domestik) secara legal melalui provinsi itu.
Tahap berikutnya yang akan dilakukan pemerintah provinsi (pemprov) bersama stakeholder terkait adalah melengkapi Teluk Awang dengan sarana dan prasarana pendukung seperti air bersih, pabrik es, cold sturage, BBM dan lain-lain. Ke depannya, Teluk Awang akan menjadi pusat industri dan pengiriman/ekspor ikan dari Lombok.
Menurutnya, Pemprov NTB juga terus membangun komunikasi dan kemitraan dengan para pelaku bisnis, sehingga para eksportir tertarik untuk menempatkan usahanya di Teluk Awang.
Dengan cara demikian, ia berharap ke depan produk ekspor NTB benar-benar tercatat berasal dari NTB, bukan dari daerah lain, karena tidak dikirim atau diekspor langsung dari NTB, tetapi melalui daerah lain.
Sebelumnya, Gubernur NTB Zulkieflimansyah dalam berbagai kesempatan mengungkapkan kunci mewujudkan masyarakat NTB yang sejahtera dan mandiri adalah terbangunnya industri pengolahan pada sektor-sektor produksi masyarakat.
Tidak terkecuali industri rumahan (home industri) atas berbagai produk kelautan dan perikanan di NTB.
"Kami akan terus memperkuat kebijakan untuk mengembangkan sektor kelautan dan perikanan ini, guna meningkatkan kesejahteraan para nelayan," tegas Gubernur saat menyapa dan berdialog dengan para nelayan di Telong Elong, Lombok Timur beberapa waktu lalu.
Kebijakan itu pun telah dituangkan ke dalam road map pembangunan kelautan dan perikanan NTB.
Pengembangan industri pengolahan di sektor kelautan dan perikanan menjadi salah satu prioritas dalam program unggulan NTB Gemilang di bidang ekonomi, sebab NTB memiliki potensi dan produksi kelautan dan perikanan yang cukup besar.
Bahkan produksi budi daya, baik perikanan darat dan laut seperti rumput laut, mutiara dan keramba maupun perikanan tangkap lainnya dari tahun ke tahun terus menunjukkan peningkatan.
Baca juga: Total kerugian sektor perikanan di NTB pascagempa Rp26,5 miliar
Baca juga: LIPI tawarkan teknologi pembesaran teripang
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019