"Kita selalu optimis tidak pernah pesimis karena lihat saja peserta Kejurnas ini diikuti 1.000 lebih," ujar Sekjen PB PASI Tigor Tanjung di sela-sela Kejurnas Atletik di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, Jumat.
Tigor mengatakan dari data kuantitas peserta itu menunjukan bahwa minat atlet di daerah-daerah untuk atletik masih terjaga dan tidak akan kehilangan regenerasi.
Hanya saja, untuk menjaga kondisi itu perlu peran serius baik dari pemerintah pusat maupun di daerah. Intinya, agar mereka bisa terus berkembang dan tidak kehilangan momentum.
"Ini pertanda bahwa minat itu tetap terjaga sekarang kita tinggal supaya daerah-daerah ini bisa secara berkesinambungan," katanya.
Menurutnya, permasalahan terbesar yang kerap kali dialami daerah-daerah adalah kurangnya dana, infrastruktur pendukung, dan sumber daya manusia seperti manajerial maupun kepelatihan.
Sehingga keseriusan dalam pengembangan dan pembinaan atlet mutlak diwujudkan dengan pemenuhan kebutuhan yang saat ini masih dianggap kurang memadai.
Ia menyoroti kurangnya dana disebabkan atletik masih dinilai sebagai olahraga yang tidak begitu populer, lain halnya dengan sepak bola. Sehingga kucuran dana sangat terbatas.
"Ini yang harus diperhatikan oleh kita semua termasuk tentunya pemerintah, supaya bibit dari daerah bisa terus keluarkan," kata dia.
Kejurnas atletik di Pakansari, Cibinong, Jawa Barat pada 1 hingga 7 Agustus itu diikuti 1.071 atlet dari 34 provinsi terdiri dari 332 atlet putra dan putri U-18, 282 atlet putra dan putri U-20, dan 457 atlet putra dan putri senior.
Baca juga: Selain seleksi SEA Games 2019, PASI pakai Kejurnas untuk pra-PON 2020
Baca juga: PASI: minat lari jarak pendek 100 meter meningkat
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2019