Warga Desa Penago Baru Kecamatan Ilir Talo Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu memantau kondisi pesisir Pantai Pasar Seluma pascagempa dengan magnitudo 7,4 yang mengguncang wilayah Banten, Jumat, malam.
“Bersama beberapa warga kami memantau kondisi air laut apakah surut atau tidak karena kami menerima informasi potensi tsunami,” kata Salicin, warga Desa Rawa Indah saat dihubungi dari Kota Bengkulu.
Salikin mengatakan permukiman warga desa yang berada di pesisir Pantai Barat Sumatera hanya berjarak belasan meter dari laut.
Getaran gempa yang dirasakan cukup kuat oleh warga desa, ditambah informasi tentang potensi tsunami membuat warga langsung memeriksa kondisi pantai.
“Setelah kami tunggu beberapa saat, situasi normal dan tidak ada air surut sehingga warga juga sudah kembali tenang dan beraktivitas dengan normal,” ucapnya.
Guncangan gempa yang berpusat di Banten juga dirasakan cukup kuat oleh warga Kota Bengkulu.
Pantauan di wilayah Kelurahan Pondok Besi, Kota Bengkulu, goyangan gempa membuat warga sampai berlari ke luar rumah.
“Awalnya goncangan terasa pelan tapi lama-kelamaan seperti dalam perahu di laut terasa kencang, kami pun ke luar rumah,” kata Atrina, warga Kelurahan Pondok Besi, Jumat.
Wilayah Bengkulu yang cukup sering dilanda gempa membuat warga terbiasa beranjak meninggalkan rumah bila guncangan gempa mulai kencang.
Berdasarkan data yang dirilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) gempa yang berpusat di Garis Lintang : 7.54 LS, Garis Bujur : 104.58 BT dengan kedalaman 10 kilometer itu berpotensi tsunami.
Dalam peringatan tersebut, sejumlah wilayah Bengkulu juga diperingatkan mewaspadai potensi tsunami yaitu wilayah Bengkulu Utara yakni Pulau Enggano, wilayah Bengkulu Selatan, Kaur dan Seluma.
Selain wilayah Bengkulu, BMKG juga memperingatkan warga di wilayah Provinsi Banten, Lampung dan Jawa Barat.
Pewarta: Helti Marini S
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019