• Beranda
  • Berita
  • BNPB: Pemicu tsunami Anyer beda dengan peristiwa sekarang

BNPB: Pemicu tsunami Anyer beda dengan peristiwa sekarang

2 Agustus 2019 23:33 WIB
BNPB: Pemicu tsunami Anyer beda dengan peristiwa sekarang
Deputi Bidang Sistem dan Strategi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Bernardus Wisnu Widjaja (tengah) saat temu pers soal gempa bumi Pandeglang Banten di Jakarta, Jumat (2/8/2019). (ANTARAnews/ Abdu Faisal)
Deputi Bidang Sistem dan Strategi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Bernardus Widjaja mengatakan meskipun tsunami Anyer juga tidak menunjukkan tanda kenaikan air sebelumnya, bukan berarti sama dengan kejadian yang terjadi sekarang sebab pemicunya berbeda.

"(Tsunami Anyer) kelihatannya tsunaminya bukan dipicu oleh gempa. Tahun lalu akibat aktivitas gunung api," ujar dia, di Jakarta, Jumat.

Ia berkata, peristiwa di Anyer sering disebut tsunami diam karena tanpa ada gempa lalu tiba-tiba saja tsunami. Itu berbeda dengan sekarang yang sudah terjadi gempa namun tidak menunjukkan kenaikan muka air laut ketika dipantau dari beberapa titik.

"(Tsunami Anyer) ada aktivitas material gunung api yang jatuh ke laut menyebabkan longsoran di bawah laut. Jadi bedanya di situ," ujar Wisnu.

BMKG pun secara resmi sudah mengakhiri peringatan tsunami akibat gempa dengan magnitudo 7,4 di barat daya Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten, sekitar 19.03 WIB Jumat (2/8). 

Juga baca: Jokowi arahkan petugas cepat tanggulangi dampak gempa Banten

Juga baca: BMKG mutakhirkan gempa Banten bermagnitudo 6,9

Juga baca: Kondisi laut selatan Sukabumi normal pascagempa magnitudo 7,4

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam jumpa pers di Kantor BMKG, Jumat malam, berkata, telah mencabut peringatan dini itu setelah menunggu selama dua jam sesuai prosedur standar operasional mereka.

Sebelumnya dia berkata, peringatan dini tsunami belum diakhiri hingga dua jam pascagempa atau sekitar pukul 21.35 WIB.

Gempa Bumi terjadi pada hari Jumat, 2 Agustus 2019, pukul 19:03:21 WIB. Berdasarkan BMKG pusat gempa bumi terjadi dengan koordinat 104.58° BT dan 7.54° LS, dengan kekuatan 7.4 pada kedalaman 10 km, berjarak 137 km baratdaya Sumur, Pandeglang.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM Kasbani berkata gempa Bumi dengan magnitudo 7,4 berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) disebabkan aktivitas penunjaman Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia.

“Informasi dari USGS mencatat gempa Bumi pada koordinat 104.806° BT dan 7.29° LS dengan magnitudo 6.8 pada kedalaman 42.8 km,” kata Kasbani.

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019