Pemain Barcelona berusia 32 tahun itu menuduh CONMEBOL korupsi setelah dikartumerahkan wasit saat melawan Chile pada pertandingan perebutan tempat ketiga di Brasil, bulan lalu.
Messi dibuat marah oleh dua insiden selama Copa berlangsung di Brasil.
Argentina tidak dipenuhi klaim dua penaltinya saat kalah 0-2 melawan Brasil pada semifinal Copa America yang mendorong Messi mengeluarkan pernyataan bahwa Brasil telah diskenariokan juara Copa 2019 oleh CONMEBOL.
Ketika diusir ke luar lapangan saat Argentina menang 2-1 melawan Chile, Messi tak bisa lagi menahan amarahnya.
"Korupsi dan wasit telah menghalangi orang menikmati sepak bola dan kedua hal itu agak merusak sepak bola," kata Messi waktu itu, seperti dikutip AFP.
Pernyataan CONMEBOL dalam laman webnya tidak menyebutkan alasan Messi dihukum dengan cuma merujuk pasal 7.1 dan 7.2 aturan disiplin.
Salah satu klausa merujuk kepada "perilaku hinaan dan ofensif atau membuat protes fitnah dalam bentuk apa pun."
Larangan ini membuat Messi hanya absen pada beberapa pertandingan persahabatan yang dijalani Argentina, tapi tidak sampai absen pada pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2022 di Qatar, mulai Maret tahun depan.
Argentina menghadapi dua pertandingan persahabatan di Amerika Serikat bulan depan melawan Chile dan Meksiko, lalu Oktober melawan tuan rumah Jerman.
Messi terpaksa absen pada tiga pertandingan itu, dan baru bisa membela timnas lagi November mendatang.
Baca juga: Messi didenda dan dilarang main satu pertandingan Copa America
Baca juga: Barcelona mulai pikirkan masa depan pasca-Lionel Messi
Baca juga: CONMEBOL anggap tuduhan Messi melecehkan, tapi tak ada ancaman hukuman
Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019