Komunitas Pecinta Sejarah Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang meneliti temuan terbaru landasan meriam di duga peninggalan zaman Jepang masa perang dunia II.Hasil sementara ditemukan delapan titik landasan meriam dan satu ruang bunker, tidak menutup kemungkinan masih ada temuan lainnya
Sejarawan sekaligus anggota tim peneliti Komunitas Pecinta Sejarah, Kemas Ari Panji, Sabtu (3/8), mengatakan temuan landasan meriam di Kelurahan Lebung Gajah, Kecamatan Sako, Kota Palembang tersebut telah diobservasi untuk penelitian awal.
"Hasil sementara kami menemukan delapan titik landasan meriam dan satu ruang bunker, tidak menutup kemungkinan masih ada temuan lainnya," ujar Kemas Ari Panji.
Menurut dia, landasan sisa zaman Jepang tersebut ditemukan pada pertengahan Juli 2019 yang terbagi menjadi tiga zonasj, yakni empat titik landasan meriam di Yayasan Caverius, empat titik di RT 23 dan satu ruang bunjer di Jalan Betawi Raya.
Bunker yang ditemukan saat ini menjadi tempat tinggal penduduk karena dulu kondisinya tidak terawat, diperkirakan bunker tersebut merupakan instalasi pertahanan Jepang pada masa perang dunia ke II.
Baca juga: Alasan Palembang identik dengan warna merah
Di Kota Palembang, kata dia, banyak ditemui bunker Jepang karena pada masa perang dunia II Kota Palembang dikenal menghasilkan minyak yang menyokong kekuatan Jepang dalam menggempur musuh.
"Penelitian ini merupakan kerjasama komunitas kami dengan lurah Lebong Gajah yang ingin mengembangkan hasil temuan dan menggali kemungkinan potensi wisata," jelas Kemas Ari Panji.
Lurah Lebung Gajah, Chodijah, mengatakan hasil penelitian awal akan disosialisasikan kepada masyarakat agar ikut menjaga penemuan tersebut karena sebagian landasan meriam dimanfaatkan warga setempat dijadikan kolam ikan.
"Kami ingin penemuan landasan meriam dan bunker ini menjadi awal pengembangan potensi menjadi kelurahan berbasis wisata sejarah, oleh karenanya kami mintakan Komunitas Pecinta Sejarah menelitinya," ujar Chodijah.
Rencananya temuan delapan landasan meriam dan satu bunker tersebut akan di registrasi ke Kementerian untuk benda cagar budaya dengan analisis pengembangannya jika observasi sudah selesai.
Pewarta: Aziz Munajar
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019