Kontributor Antara di Carita, Pandeglang, Sabtu, melaporkan selain mengakibatkan rusaknya rumah warga, gempa tersebut juga menimbulkan kerusakan pada masjid dan sekolah dasar di daerah itu.
Terdapat satu masjid mengalami kerusakan, dan dua SD juga rusak, yakni SDN Carita 1 mengalami kerusakan sedang pada bagian bangunannya dan SDN Banjarmasin 1 rusak pada bagian halaman dan pagarnya.
Rumah yang mengalami kerusakan berat, di antaranya milik Jamsari warga Desa Kadu Laban, Desa Cinonyong, Kecamatan Carita, Pandeglang.
Camat Carita Suntama ketika dikonfirmasi membenarkan adanya kerusakan rumah warga dan fasilitas umum di wilayahnya akibat diguncang gempa tersebut.
"Ya belasan rumah, masjid dan sekolah mengalami kerusakan. Sampai saat ini kami masih melakukan pendataan," katanya.
Ia juga menyatakan, warga Carita sampai saat ini masih berada di pengungsian, sehingga masyarakat belum melaporkan kondisi tempat tinggalnya setelah terjadinya gempa.
"Intinya kami masih terus melakukan penyisiran untuk inventarisasi semua kerusakan bangunan yang ada. Dan kami telah mengimbau warga tetap tenang dan bersabar adanya musibah ini," katanya.
Warga Carita memilih bertahan di pengungsian karena khawatir terjadi gempa susulan dan tsunami. Mereka trauma dengan tsunami yang terjadi pada 22 Desember 2018, dimana kawasan ini merupakan salah satu terdampak cukup parah.
Gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,4 pada pukul 19:03:21 WIB, berlokasi di 7.54 lintang selatan, 104.58 bujur timur. Pusat gempa berada di 147 km barat daya Sumur, Kabupaten Pandeglang dengan kedalaman 10 km.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika telah memutakhirkan data tentang kekuatan gempa tersebut menjadi bermagnitudo 6,9 dan menyatakan peringatan dini tsunami diakhiri, beberapa waktu setelah terjadi gempa bumi yang juga dirasakan warga di sejumlah daerah tersebut.
Pewarta: Deni Setiadi/Sambas
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019