Warga di pesisir Pantai Jayanti, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, sempat mengungsi ke dataran tinggi setelah terjadinya gempa yang berpusat di Sumur-Banten, guna menghindari hal yang tidak diinginkan.menjelang dini hari, warga yang sempat mengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing
Camat Cidaun, Herlan Iskandar saat dihubungi di Cianjur, Sabtu, mengatakan warga di pesisir pantai langsung mengungsi ke tempat yang lebih tinggi, beberapa ratus meter dari bibir pantai.
"Selama ini warga sudah mendapat pelatihan mitigasi bencana, pesannya agar mencari tempat ketinggian saat terjadi tanda-tanda seperti gempa melanda kawasan pesisir atau air surut," katanya.
Sedangkan untuk nelayan yang tetap melaut, ungkap dia, pihaknya tidak dapat melarang karena mereka sudah berlayar sejak pukul 16.00 WIB, sedangkan gempa terjadi sekitar pukul 19.00 WIB.
"Posisi mereka sedang di tengah laut, jadi sulit untuk memberitahu mereka agar segera kembali ke darat atau tidak melaut dulu hingga ada kepastian gempa tidak berpotensi tsunami," katanya.
Saat ini pihak kecamatan terus melakukan pemantauan ke setiap desa terkait kondisi terkini warga di pesisir pantai selatan terutama yang masuk ke wilayah Kecamatan Cidaun.
Kapolsek Cidaun, AKP Falahudin, mengatakan hingga siang menjelang pihaknya terus melakukan patroli ke setiap desa dan pantai untuk melakukan pendataan dan memantau situasi.
"Setelah gempa terjadi sebagian besar warga di wilayah Desa Cidamar dan Kertajadi serta Pantai Jayanti bertahan di rumahnya masing-masing. Meskipun sempat ada yang mengungsi ke tempat tinggi untuk berjaga-jaga," katanya.
Namun menjelang dini hari, warga yang sempat mengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing karena tidak ada tanda-tanda alam. Selain itu, status peringatan dini tsunami sudah dicabut BMKG.
"Hingga saat ini, kami masih melakukan pendataan terkait dampak gempa yang terasa cukup kencang dan lama di wilayah selatan," katanya.
Baca juga: Rumah rusak akibat gempa Banten bisa lebih dari 200 unit
Baca juga: Gempa susulan magnitudo 4,4 berpusat di Sukabumi
Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019