"Kapal-kapal per-Jumat sudah operasi kembali," kata Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR I Roby Hervindo melalui pesan aplikasi, Sabtu.
Ia mengatakan, hingga Juli 2019, konsumsi BBM jenis solar sudah mencapai 61.660 liter. Realiasi penggunaan bahan bakar itu melebihi kuota yang ditetapkan pemerintah sebanyak 50.529 liter, atau 118 persen dari kuota yang disediakan.
Dengan tingkat konsumsi seperti itu, maka Pertamina memproyeksi kebutuhan solar hingga akhir tahun akan melebihi kuota yang ditetapkan.
Sebelumnya, ia mengakui sempat terjadi kendala pengiriman BBM untuk kapal-kapal pelayaran antarpulau antarprovinsi. Namun, pihaknya langsung berusaha menangani dengan cepat.
"Sempat menunggu sebentar, karena stok Agustus dalam proses pengiriman. Alokasi pasokan Agustus sudah dikirim melalui kapal kargo ke SPBB," kata dia.
Pelayaran antarpulau antarprovinsi Kepulauan Riau-Riau sempat terganggu karena operator kapal kesulitan mendapatkan bahan bakar untuk kapalnya.
Ketua Bidang Kapal Penumpang INSA Batam Asmadi memperkirakan hanya 70 persen pelayaran yang berjalan normal.
"Bisa dibilang, kapal yang berlayar hanya 70 persen saja. Banyak yang tidak bisa berangkat karena tidak ada BBM," kata dia pada Jumat (2/8).
Plt Gubernur Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Isdianto juga sempat memanggil Pertamina setelah mendapat laporan masyarakat berhentinya pelayaran akibat kelangkaan solar pada tanggal 1 dan 2 Agustus 2019.
Kapal-kapal tersebut semuanya bergerak dari Pelabuhan Sekupang, Batam menuju Pulau Selat Panjang, Tanjung Balai, Tanjung Batu dan Sei Guntung, Tembilahan terganggu perjalanannya.
"Kita berharap normal semula, tak ada lagi kelangkaan. Harus ada langkah pasti dari pertamina dan Pempov Kepri siap membantu," kata dia.
Baca juga: Pemkot evaluasi surat rekomendasi solar bersubsidi
Baca juga: Pakai pesawat, Pertamina kirim ribuan liter solar ke Palu
Baca juga: Pertamina salurkan 4.000 liter solar ke Bengkulu
Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019