Sprinter muda, Richo Tumarar nyaman di atletik

3 Agustus 2019 15:00 WIB
Sprinter muda, Richo Tumarar nyaman di atletik
Sprinter muda, Richo Tumarar usai final lari nomor 100 meter U-18 Kejurnas Atletik 2019 di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, Jawa Barat. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)
Sprinter muda asal Sulawesi Tengah, Richo R. Tumarar merasa lebih nyaman di atletik setelah meraih emas di final lari lomba 100 meter U-18 putra dalam Kejuaraan Nasional Atletik U-18, U-20 dan Senior 2019.

Dalam kesempatan itu, Ia mencatatkan waktu 10.80 detik menyisihkan atlet asal Jawa Tengah, Ari Wijaya dengan catatan waktu 11.06 detik dan atlet asal Jawa Timur, Abdillah Ruziq dari Jawa Timur dengan catatan waktu 11.11 detik pada Jumat (2/8/19) kemarin.

"Puji Tuhan saya bersyukur dapat berhasil menorehkan personal best yang saya targetkan 10.7 detik," kata Richo ditemui di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Sabtu.

Namun ia menjelaskan dalam final mengalami penurunan dalam catatan waktu yang merupakan waktu terbaiknya 10.75 detik yang ditorehkan sebelumnya di babak penyisihan, meskipun masih berhasil memimpin dalam final.

"Saya merasa tegang dan tidak rileks ketika start," ungkap atlet pelatnas sejak tiga tahun ini.

Tapi dia merasa ada perubahan usai mengikuti pertandingan nasionalnya pada Jakarta Open 2018, dengan catatan waktu 10.97 detik yang berkurang sekitar 0.27 detik.

Atlet berusia 17 tahun itu mempunyai tekad akan memecahkan rekor nasional dari Sapwaturrahman dengan catatan waktu 10.63 detik pada Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) ke-XV/2019 yang akan berlangsung pada 10-18 Oktober di Papua.

Disinggung seberapa optimisnya, Richo mejawabnya dengan percaya diri dalam mempersiapkan diri dengan latihan yang selalu didukung oleh orang tuanya di cabang atletik yang tidak terbebani.

"Puji Tuhan orangtua selalu mendukung, dan selalu memberi arahan terbaik," kata dia.

Sebagai gambaran, Richo mulai memalingkan diri dari olahraga Voli ketika umur beranjak 13 tahun, dengan memiliki prestasi juara ketiga dalam gelaran Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) pada tahun 2015 dan beranjak untuk mencintai atletik sejak itu.

"Saya senang ikut latihan atletik, karena lomba perorangan. Seberapa keras latihannya tidak terbagi dengan tim, lebih personal," kata anak dari Melki Tumarar yang merupakan olahragawan voli.

Pewarta: Mochammad Risyal Hidayat
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2019