"Kita ke depan setiap kecamatan memiliki program kampung siaga bencana," kata Agus saat mengunjungi korban gempa di Desa Panjang Jaya Kecamatan Mandalawangi Kabupaten Pandeglang, Sabtu.
Program kampung siaga bencana sangat perlu diperkuat karena Kabupaten Pandeglang merupakan daerah bencana alam, seperti gempa, tsunami, longsor, banjir, kebakaran dan lainnya.
Selama ini, kampung siaga bencana yang sudah terbentuk sebanyak 11 kampung dan semuanya berada di pesisir pantai Pandeglang.
Karena itu, pihaknya ke depan akan memperkuat kampung siaga bencana untuk meningkatkan pemahaman bagaimana ketika terjadi bencana juga bagaimana penanganan pascabencana.
Pemahaman kebencanaan tersebut bertujuan dapat meminimalisasi risiko kebencanaan agar tidak menimbulkan korban jiwa.
"Kami berharap setiap kecamatan minimal terdapat satu kampung siaga bencana," katanya menjelaskan.
Ia mengapresiasi para anggota TNI, Polisi, PMI dan Tagana yang menangani pascabencana gempa magnitudo 6,9 sejak malam melakukan evakuasi hingga pendataan korban.
Saat ini, warga korban gempa berkekuatan magnitudo 6,9 di Kabupaten Pandeglang hanya satu orang yang meninggal dunia dan puluhan rumah rusak.
"Semua warga korban gempa akan menerima bantuan berupa paket aneka makanan, kebutuhan dasar, dana stimulan pembangunan rumah dan memberikan bagi yang meninggal mendapat dana Rp15 juta/ahli waris," katanya.
Sementara itu, Bupati Pandeglang Irna Narulita mengatakan saat ini program mitigasi kebencanaan sudah diajarkan di sekolah-sekolah mulai jenjang SD sampai SMA/SMK dengan program tagana masuk sekolah.
"Kami berkomitmen akan memperluas mitigasi kebencanaan melalui program kampung siaga bencana dan tagana masuk sekolah guna meningkatkan pemahaman kebencanaan," katanya.
Baca juga: Mensos sarankan warga bangun rumah tahan gempa
Baca juga: Mensos salurkan bantuan korban gempa di Pandeglang
Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019