Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat, melaksanakan survei lokasi calon kawasan konservasi esensial (KEE) di wilayah Kabupaten Agam.
Tim BKSDA yang didampingi petugas BKSDA Resor Agam melakukan survei di dua lokasi yaitu, ekosistem mangrove dan buaya muara di Nagari Tiku Lima Jorong, Kecamatan Tanjungmutiara dan habitat populasi tumbuhan bunga Rafflesia di Nagari Paninjauan, Kecamatan Tanjung Raya.
Tim yang diketuai Adek Hendra Nazar beranggotakan empat orang dengan berbagai spesialisasi keahlian yaitu ekologi, konservasi jenis dan perlindungan hutan.
Ketua Tim BKSDA Sumbar, Ade Hendra Nazar, Sabtu mengatakan tujuan survei ini untuk melihat dan mendapatkan data kondisi lapangan calon lokasi KEE dan kondisi sosial kebudayaan masyarakat sekitarnya.
"KEE merupakan daerah atau lokasi di luar kawasan suaka alam dan atau di luar kawasan pelestarian alam yang memiliki nilai keanekaragaman hayati yang tinggi dan ekologis yang menunjang kelangsungan kehidupan melalui upaya konservasi untuk kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia yang ditetapkan sebagai kawasan yang dilindungi," katanya.
Kawasan ekosistem mangrove yang ada di Nagari Tiku Lima Jorong merupakan ekosistem yang khas dan merupakan daerah pencegah abrasi pengaruh air laut selain itu juga merupakan habitat dari buaya muara (Crocodylus porosus) dan kucing bakau.
Sedangkan di Nagari Paninjauan, pada tahun 2018 tim BKSDA bersama dengan mahasiswa dari fakultas Kehutanan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UMSB) menemukan tiga lokasi sebaran populasi bunga langka jenis Rafflesia arnoldii.
Sebelumnya BKSDA Resor Agam bersama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) setempat telah melaksanakan pembahasan awal terhadap usulan calon lokasi KEE dan kemudian usulan calon lokasi ke BKSDA Sumatera Barat.
KEE sendiri nantinya apabila sudah ditetapkan akan dikelola oleh forum kolaborasi yang melibatkan unsur masyarakat dan instansi terkait.
***3***
***3***
Pewarta: Altas Maulana
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019