Presiden Joko Widodo menjelaskan bahwa syair yang lagu "Sewu Kutho" yang ia nyanyikan saat pagelaran wayang kulit di Istana Kepresidenan Jakarta sesungguhnya adalah "514 kutho"Sebetulnya bukan 'sewu kutho' (seribu kota) itu, '514 kutho' (514 kota), itu 514 kita sudah kita datengi, gitu, kata Presiden Joko Widodo
"Sebetulnya bukan 'sewu kutho' (seribu kota) itu, '514 kutho' (514 kota), itu 514 kita sudah kita datengi, gitu," kata Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Minggu (4/8).
514 kota merujuk jumlah kota/kabupaten yang ada di seluruh Indonesia.
Presiden menyampaikan hal tersebut pada sela-sela acara "Gathering" Keluarga Kabinet Kerja Solidaritas Tanpa Batas.
Presiden Joko Widodo pada Jumat (2/8) dalam satu video yang terekam kamera warganet tampak ikut menyanyikan bait demi bait salah satu lagu andalan penyanyi campur sari Didi Kempot berjudul "Sewu Kutho".
"He he he, ya bukan 'ngefans', kan tetangga," tambah Presiden.
Baca juga: Jan Ethes ogah ikut lomba makan kerupuk
Pergelaran wayang kulit itu dilaksanakan dalam rangka menyambut bulan kemerdekaan Indonesia, pada Agustus ini.
Acara itu juga dimeriahkan oleh sejumlah artis seperti Didi Kempot, Butet Kartaredjasa, Cak Lontong, Soimah, Den Baguse Ngarso, Kirun, Akbar, Edo Kondologit, dan Endah Laras.
Dalam acara tersebut, Presiden Jokowi juga berpenampilan santai dengan mengenakan jaket bomber warna biru.
Presiden Jokowi juga sempat memainkan wayang kulit yang diberikan oleh sang dalang, Ki Manteb Soedharsono. Didi Kempot saat ini kembali naik daun dengan lagu-lagunya dan mendapat julukan "The Godfather of Broken Heart".
"Sewu Kutho" sendiri berkisah tentang seseorang yang berusaha melupakan seorang yang dicintainya. Meski sudah melewati seribu kota (sewu kutho), namun perasaan itu tidak juga bisa hilang.
Baca juga: Jokowi sebut "gathering" menteri enam bulan sekali
Baca juga: Luhut Panjaitan dan Imam Nahrawi menang lomba makan kerupuk
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019