• Beranda
  • Berita
  • Presiden minta RAPBN 2020 gambarkan daya tahan ekonomi nasional

Presiden minta RAPBN 2020 gambarkan daya tahan ekonomi nasional

5 Agustus 2019 14:54 WIB
Presiden minta RAPBN 2020 gambarkan daya tahan ekonomi nasional
Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla memimpin sidang kabinet membahas RAPBN 2020 di Istana Negara Jakarta, Senin (5/8/2019). ANTARA (Agus Salim)

Sekaligus memperlihatkan arah politik anggaran kita ke depan yaitu lebih fokus untuk investasi pembangunan SDM besar-besaran

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta RAPBN 2020 dapat memberikan gambaran mengenai kekuatan dan daya tahan ekonomi nasional di tengah gejolak ekonomi global.

"Kami masih melihat bahwa di tahun 2020, ekonomi global masih penuh dengan ketidakpastian," kata Presiden Jokowi ketika memimpin Sidang Kabinet Paripurna membahas RAPBN 2020 beserta nota keuangannya di Istana Negara Jakarta, Senin.

Menurut Kepala Negara, di tengah kondisi global seperti itu, RAPBN 2020 harus bisa menggambarkan kekuatan dan daya tahan ekonomi nasional dalam menghadapi gejolak eksternal yang ada.

"Sekaligus memperlihatkan arah politik anggaran kita ke depan yaitu lebih fokus untuk investasi pembangunan SDM besar-besaran," katanya.

Ia juga mengharapkan ara arah penggunaan APBN sebagai instrumen utama akselerasi daya saing ekonomi Indonesia.

"Terutama daya saing di bidang ekspor dan investasi," katanya.

Kepala Negara juga minta APBN 2020 dikelola secara fokus, terarah, dan bisa tepat sasaran, serta manfaatnya dirasakan rakyat.

Mengenai investasi SDM, Presiden Jokowi mengingatkan hal itu sudah tidak bisa ditunda-tunda lagi karena pembangunan SDM memerlukan kehadiran negara.

"Oleh sebab itu sejak mulai kandungan, bayi sampai anak-anak kita memasuki masa emas harus betul-betul diperhatikan, jangan sampai ada kenaikan angka stunting," kata Jokowi.

Baca juga: Presiden pimpin Sidang Kabinet Paripurna membahas RAPBN 2020

Baca juga: Presiden: Segera selesaikan pembentukan Badan Riset Nasional

Baca juga: Kecewa listrik padam, Presiden: Itu artinya tidak dikalkulasi


 

Pewarta: Agus Salim
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019