“Yang paling bagus seharusnya listrik kita di Jawa bagian Barat segera disambung ke Sumatera. Jadi kalau listrik Timur putus bisa disumbang dari Sumatera,” kata Prof Pekik saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Pekik mengatakan solusi untuk membangun transmisi listrik dari Sumatera ke Jawa melalui jaringan kabel bawah laut pernah diwacanakan sebelumnya, namun tidak lama isu tersebut tenggelam karena izinnya dicabut.
Selain itu, Pekik juga menjelaskan Jakarta dan wilayah Jawa bagian Barat memang masih bergantung pada pembangkit listrik yang ada di bagian Timur sehingga ketika di wilayah timur kehilangan daya, wilayah barat mengalami trip (terputus).
Dengan demikian, ia mengungkapkan wilayah Jawa bagian Barat (DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat) seharusnya mempunyai pembangkit listrik yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan dunia industri yang banyak terdapat di wilayah ini.
Namun masalahnya, sambung Pekik, pembangkit listrik di Barat kurang karena berbagai kendala, salah satunya tanah di Barat mahal sehingga cukup sulit untuk mencari lahan untuk pembangkit baru.
Dosen Teknik Elektro ITB itu juga menyebutkan ada dua PLTA besar di wilayah Barat yakni Saguling dan Cirata yang berfungsi sebagai penstabil daya dan tegangan sekaligus untuk mengirimkan pasokan listrik dari Timur ke Barat.
Selain kedua PLTA tersebut, Suralaya dan Cirebon power juga termasuk pemasok listrik ke Jawa bagian Barat. Namun pembangkit listrik tersebut belum cukup untuk menanggung kebutuhan listrik di Barat.
Solusi lain untuk mencukupi kebutuhan listrik Jawa bagian Barat, selain menambah pasokan dari Sumatera juga adalah pembangunan infrastruktur yang sudah menjadi target PLN di 2022.
Ada beberapa pembangkit yang dibangun seperti di Bekasi, Cirebon, dan Pelabuhan Ratu. Pembangunan ini masuk dalam program 35.000 MW yang dicanangkan pemerintah.
“Itu salah satu solusinya. Cuma semuanya itu PLTU. Kelakuan PLTU itu kalau sudah nyala tidak mau dimatikan, kalau sudah mati, sulit dinyalakan,” ujarnya.
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019