• Beranda
  • Berita
  • DLH Yogyakarta kampanyekan penggunaan besek untuk daging kurban

DLH Yogyakarta kampanyekan penggunaan besek untuk daging kurban

6 Agustus 2019 13:12 WIB
DLH Yogyakarta kampanyekan penggunaan besek untuk daging kurban
Kampanye Idul Adha Tanpa Kantong Plastik yang digagas DLH Kota Yogyakarta (Instagram DLH Kota Yogyakarta)

Kantong plastik tersebut terbuat dari bahan-bahan daur ulang yang belum terjamin dari sisi kesehatannya. Sehingga akan lebih baik jika tidak menggunakan kantong plastik hitam dan kantong plastik lain meskipun bening

Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta mengampanyekan gerakan Idul Adha Tanpa Kantong Plastik sebagai upaya pengurangan sampah plastik, salah satunya dengan menggunakan besek untuk membagikan daging hewan kurban.

“Selain bisa menambah volume sampah plastik yang dihasilkan, penggunaan kantong plastik untuk membagikan daging hewan kurban juga bisa berpengaruh pada kesehatan. Apalagi, jika yang digunakan adalah kantong plastik hitam,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta Suyana di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, kantong plastik hitam memiliki dampak yang buruk terhadap kesehatan apabila digunakan untuk membungkus daging hewan kurban.

“Kantong plastik tersebut terbuat dari bahan-bahan daur ulang yang belum terjamin dari sisi kesehatannya. Sehingga akan lebih baik jika tidak menggunakan kantong plastik hitam dan kantong plastik lain meskipun bening,” katanya.

Masyarakat, lanjut dia, dapat menggunakan berbagai bahan ramah lingkungan untuk membagikan daging hewan kurban seperti besek yang terbuat dari anyaman bambu, atau menggunakan daun pisang, daun jati, dan akan lebih baik jika warga membawa wadah makanan dari rumah.

Selain menggunakan wadah yang ramah lingkungan, DLH Kota Yogyakarta juga mengingatkan agar sisa pemotongan hewan kurban tidak dibuang sembarangan ke sungai karena akan mencemari sungai. “Sisa pemotongan hewan kurban sebaiknya ditimbun atau dikubur,” katanya.

Suyana juga menyebut agar masyarakat tidak mencuci jeroan hewan kurban di sungai karena jeroan berpotensi tercemar bakteri e-coli dan juga mencemari sungai. “Tahun lalu, tidak ada temuan kasus warga mencuci atau membuang jeroan di sungai karena saat musim kemaru seperti sekarang, aliran sungai biasanya surut,” katanya.

Ia mengatakan, kampanye Idul Adha Tanpa Kantong Plastik memang baru dilakukan tahun ini. “Kampanye ini merupakan kelanjutan dari kampanye Lebaran Tanpa Sampah yang juga dilakukan tahun ini,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta Sugeng Darmanto mengatakan, masyarakat atau takmir masjid yang akan menyembelih hewan kurban dapat memanfaatkan layanan penyembelihan hewan kurban secara gratis di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Giwangan.

“Tidak akan ada pungutan untuk retribusi penyembelihan hewan kurban. Bahkan beberapa takmir masjid di Kota Yogyakarta biasanya membuka semacam tenda di RPH Giwangan untuk sekaligus memotong-motong hewan kurban yang sudah disembelih dan dikuliti agar bisa langsung dibagikan ke warga,” kata Sugeng.

Dengan demikian, lanjut Sugeng, tidak akan ada limbah sisa pemotongan hewan kurban di sekitar lingkungan warga karena seluruh proses pemotongan hewan dilakukan di RPH Giwangan. ”Limbah sisa pemotongan hewan kurban ini biasanya cukup sulit ditangani dan kerap mengundang lalat. Agar hal ini tidak terjadi, maka takmir memilih langsung memotong daging kurban di RPH Giwangan,” katanya.

Hingga saat ini, RPH Giwangan Yogyakarta sudah menerima pendaftaran layanan pemotongan hewan kurban untuk sekitar 80 ekor sapi.

Baca juga: Gubernur Anies ajak pengelola masjid hindari kantong plastik

Baca juga: Panitia kurban tidak gunakan kantong plastik sekali pakai

 

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019