"Alhamdulilah kami semua berangkat hari Selasa penerbangan pesawat pagi pukul 09.00 dan pukul 11.00 WITA," ucap Habibah Nanal husin (61), salah satu jamaah.
Wanita yang nampak berjalan tertatih-tatih lantaran mengalami bengkak di bagian kedua kaki ini pun mengungkap rasa syukur tak terhingga kepada Allah SWT. Betapa tidak, bayangan gagal berangkat sudah menyelimuti perasaannya yang sedih bercampur malu.
Sebelumnya sebanyak 53 calon jamaah haji plus Travellindo Tours & Travel terancam gagal berangkat lantaran visa tak kunjung dikantongi jamaah. Padahal waktu keberangkatan yang dijanjikan hanya menghitung hari yaitu 4 Agustus 2019.
"Saya hanya bisa mengucap syukur alhamdulilah. Doa saya diijabah oleh Allah SWT untuk pergi ke Makkah. Total saya bayar ke Travellindo Rp 160 juta dengan setoran awal tahun 2015 sebesar Rp 60 juta dan 2017 saya lunasi," tutur pensiunan pegawai Balai Besar POM Banjarmasin ini.
Senada disampaikan jamaah lainnya, Zulkipli AR. Menurut dia, tekad seluruh jamaah dari awal harus berangkat. "Apapun yang terjadi pokoknya kami semua harus berangkat dan alhamdulilah terkabul Insya Allah," kata pria yang diketahui menduduki posisi Ketua DPC PDI Perjuangan Kotabaru.
Zulkipli juga mengutarakan perubahan jadwal berangkat hingga durasi waktu jamaah berada di Arab Saudi yang juga disyukurinya sehingga menjadi tamu Allah SWT di tanah suci jadi lebih lama.
"Alhamdulilah yang tadinya berangkat tanggal 4 Agustus dan pulang 27 Agustus 2019 alias 23 hari, berubah menjadi tanggal 6 dan pulang 31 Agustus menjadi 26 hari," ungkap mantan Direktur PDAM Kotabaru ini.
Sementara pemilik Travellindo Tours & Travel Dr Supriadi mengatakan, setelah berangkat dari Bandara Syamsudin Noor menuju Jakarta. Kemudian langsung dilanjutkan berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta menggunakan Saudi Arabian Airlines untuk ke Jeddah lalu langsung masuk ke Makkah.
"Jadi total 55 jamaah yang berangkat. Terdiri dari 50 jamaah dari kuota haji plus dan 5 tambahan dari visa furada. Sedangkan 3 orang dari total 53 orang sebelumnya, minta pindah tahun depan," jelasnya.
Diakui Supriadi, keberangkatan calon jamaah haji di last minute tersebut berkat usaha pihaknya yang dibantu Kementerian Agama dan Kedutaan Besar Arab Saudi hingga bisa didapatkan visa seperti yang diharapkan.
"Kita tidak bisa lagi menggunakan kuota haji biasa jadi visa furada yang harganya cukup mahal kita tebus dengan subsidi sepenuhnya dari perusahaan. Ini bagian dari risiko usaha, namun komitmen kami yang penting jamaah bisa berangkat tahun ini sesuai jadwal yang dijanjikan. Semua sudah beres, di Makkah hotel Grand Zamzam dan Madinah Al Haram. Insya Allah semua bintang 5," katanya, sembari membeberkan satu visa furada harus ditebus 8.000 US Dolar atau sekitar Rp 120 juta.
Perihal kisruh kabar terancam gagal berangkat, diakui Supriadi ada kesalahan dari manajemennya. Untuk itu, dia memohon maaf kepada seluruh jamaah dan masyarakat. "Saya akui ada kesalahan dari manajemen dan akan saya evaluasi besar-besaran para karyawan yang berbuat salah," katanya.
Di sisi lain, program akhir keberangkatan jamaah yang didapat pihaknya juga jadi masalah tersendiri. Terlebih tahun ini pengurusan visa dimajukan tanggal 25 Zulkaidah dari sebelumnya 30 Zulkaidah.
Atas keberangkatan jamaah, polisi yang ikut membantu melakukan mediasi dan pengawalan proses yang terjadi dalam beberapa hari terakhir di Travellindo memastikan tidak akan melanjutkan ke proses hukum.
"Fokus kami dari awal memang membantu mendorong agar jamaah tetap bisa berangkat. Jadi kami kesampingkan dulu penegakan hukum. Niat ibadah haji dari masyarakat harus dibantu terlaksana, jadi kami mencegah jamaah justru tambah khawatir. Alhamdulilah semua sudah jelas dan jamaah berangkat," kata Kasubdit I Indagsi Ditreskrimsus Polda Kalsel AKBP H Suyitno Ardhi.*
Baca juga: Pemilik Travellindo: Keberangkatan 53 jamaah haji menunggu visa
Baca juga: 53 calhaj terancam gagal berangkat lantaran Travellindo belum setor
Pewarta: Firman
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019