• Beranda
  • Berita
  • Timnas Indonesia tak ingin "numpang lewat" di Tour d'Indonesia 2019

Timnas Indonesia tak ingin "numpang lewat" di Tour d'Indonesia 2019

6 Agustus 2019 15:48 WIB
Timnas Indonesia tak ingin "numpang lewat" di Tour d'Indonesia 2019
Manajer timnas balap sepeda untuk Tour d'Indonesia 2019, Oldy Sofyan Ali. ANTARA/Bayu Kuncahyo
Timnas Indonesia bakal menjadi satu dari 20 tim peserta kejuaraan balap sepeda internasional Tour d'Indonesia 2019 dari Candi Borobudur menuju Bangli, Bali, 19-23 Agustus dan dipastikan tidak hanya "numpang lewat" karena persiapan yang dilakukan cukup matang.

Manajer timnas Indonesia Oldy Sofyan Ali di Jakarta, Selasa mengatakan pihaknya menyadari jika skuat timnas ini bukan yang terbaik karena banyak pebalap andalan memperkuat timnya pada kejuaraan internasional dengan level 2.1 UCI itu.

"Kita sudah melakukan koordinasi dengan pelatih soal penentuan nama pebalap serta bagaimana peluang kita untuk mengambil podium. Semuanya sudah kita bicarakan," katanya di sela launching Tour d'Indonesia 2019 di Jakarta.

Meski sudah menyatakan kesiapan, Oldy belum bisa memberikan penjelasan secara detail siapa saja pebalap yang bakal memperkuat timnas. Sesuai dengan rencana timnas Indonesia bakal dikenalkan pada Sabtu (10/8).

Informasi di lapangan, saat ini ada sembilan nominasi nama yang bakal memperkuat timnas yaitu Warseno, Hari Fitrianto, Delton Nur Arif Prayogo, Woro Fitriyanto, Bernard Benyamin Van Aert, Andriyan Hidayat, Projo Waseso, Yuda Muhammad dan Mohammad Fikri Azka.

Dari sembilan nama tersebut nantinya bakal diambil lima pebalap dan tiga di antaranya sudah mengarah ke nama Delton Nur Arif Prayogo, Bernard Benyamin Van Aert dan Projo Waseso. Sedangkan untuk posisi pelatih ada nama Rudy Dwi Januar dan Fito Bakdo Prilanji.

Oldy menjelaskan demi meraih hasil maksimal, pihaknya bersama dengan pelatih kepada timnas Dadang Harries Purnomo telah melakukan pemetaan dimana pebalap timnas Indonesia harus bekerja maksimal untuk mengejar podium. Dan salah satu pebalap yang diharapkan meraih hasil maksimal adalah Projo Waseso.

"Memang benar. Dia seorang sprinter. Jadi kami sudah memetakan peluang di etape mana yang bisa diambil terutama yang finis datar," kata Oldy menambahkan.

Tour d'Indonesia 2019 menempuh jarak 825,2 km yang terbagi dalam lima etape. Etape pertama dari Candi Borobudur menuju Ngawi, berikutnya dari Madiun menuju Batu, dari Batu menuju Jember. Dari Jember menuju Banyuwani dan dari Gilimanuk menuju Bangli, Bali.

Baca juga: Tour d'Indonesia 2019 start dari Candi Borobudur finis di Bangli Bali

"Kemungkinan yang bisa diambil di etape pertama yang finis di Ngawi dan yang kedua di Jember. Sebelum finis di Jember ada turunan yang cukup panjang," kata pelatih kepala timnas balap sepeda Indonesia Dadang Haries Poernomo.

Meski demikian, pebalap timnas harus tetap waspada karena lawan tidak hanya dari tim asing seperti dari tim Thailand Continental Cycling Team, Team Sapura Cycling Malaysia, Trenggganu Cycling Team Malaysia, Kinan Cycling Team Jepang, ProTouch Cycling Team Afrika Selatan, Brunei Continental Cycling Team, HKSI Pro Cycling Hong Kong, hingga UAE National Cycling. Namun juga dari tim asal Tanah Air.

Pada kejuaraan balap sepeda paling bergengsi di Indonesia, pebalap timnas akan berhadapan langsung dengan pebalap andalan timnas yang memperkuat timnya seperti Aiman Cahyadi dan Jamalidin Novardianto ataupun Abdul Gani dan Selamat Juangga yang memperkuat tim KFC Cycling Team. Begitu juga dengan pebalap yang memperkuat Customs Cycling Club.

Baca juga: Tour d'Indonesia bakal setara dengan Tour de Langkawi Malaysia


 

Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2019