• Beranda
  • Berita
  • Pengamat: Perekrutan rektor asing jadi cambuk bersaing ketat

Pengamat: Perekrutan rektor asing jadi cambuk bersaing ketat

6 Agustus 2019 16:34 WIB
Pengamat: Perekrutan rektor asing jadi cambuk bersaing ketat
Ilustrasi - UGM menempati peringkat satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia. (ANTARA/Ist/am.)
Pengamat pendidikan dari Universitas Paramadina Andreas Tambah mengatakan rencana perekrutan rektor asing menjadi cambuk untuk membakar semangat tenaga dalam negeri untuk meningkatkan kualitas dan kapabilitas.

"Ini sebagai cambuk para akademisi kita, khususnya rektor-rektor yang ada sekarang supaya menyadari bahwa kita ini sedang bersaing secara ketat dengan perguruan tinggi yang lain," kata Andreas kepada Antara, Jakarta, Selasa.

Namun, Andreas menuturkan jumlah rektor asing yang akan direkrut juga perlu dibatasi, misalnya maksimal untuk lima perguruan tinggi terbaik Indonesia.

Menurut Andreas, harus ada target jangka waktu rektor asing itu dari mulai menjabat hingga dapat menaikkan peringkat perguruan tinggi Indonesia. "Kita juga harus punya target berapa tahun dia menjabat bisa memperoleh predikat yang lebih baik, artinya masuk peringkat yang kita harapkan," ujarnya.

Diharapkan dari jumlah rektor asing yang direkrut tersebut, akan dipilih yang terbaik yang harus dipertahankan untuk kemudian bergulir untuk memimpin perguruan tinggi satu ke yang lain, dengan tujuan untuk menularkan hal-hal yang baik sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan nasional.

Di samping itu, juga perlu kaderisasi dari perguruan tinggi yang nantinya memiliki rektor dari luar negeri sehingga paling tidak rektor asing ini bisa menularkan kompetensinya kepada tenaga dalam negeri.

"Untuk perguruan tinggi yang lain yang diproyeksikan memperbaiki peringkatnya, maka rektor dari luar negeri ini digunakan, bukan hanya sebagai rektor, mungkin juga sebagai narasumber di berbagai pengembangan sumber daya manusia lainnya," ujarnya.*

Baca juga: Rektor dalam negeri mampu berkompetisi

Baca juga: Puan sebut rektor asing demi perbaikan universitas

Baca juga: Rektor asing perlu ekosistem yang ideal

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019