Kementerian Sosial RI menjadikan Perum Bulog sebagai Manajer Suplier bantuan pangan non tunai (BPNT) di daerah.Ada sedikit perbedaan untuk manajer suplier sehingga diharapkan para pengusaha lokal yang selama ini menjadi suplier e-warong tidak perlu merasa terganggu.
"Ini sudah jalan di lapangan, BPNT akan mengambil beras dari Bulog. Dalam hal ini bagaimana Bulog akan menjadi koordinator di wilayah," kata Menteri Sosial RI Agus Gumiwang Kartasasmita di Solo, Jawa Tengah, Rabu.
Ia mengatakan ada sedikit perbedaan untuk Manajer Suplier sehingga diharapkan para pengusaha lokal yang selama ini menjadi suplier e-warong tidak perlu merasa terganggu.
"Mereka pada dasarnya bukan petani, tetapi pedagang sehingga mereka bisa tetap menjadi suplier di e-warong dan harus mengambil berasnya dari Bulog. Jadi pengusaha masih punya margin," katanya.
Meski demikian, ia berharap Bulog bisa memberikan komitmen dalam pelayanan sehingga distribusi BPNT tidak terganggu.
Baca juga: Mensos akan beri santunan korban gempa Banten
"Yang terpenting berasnya juga harus berpegang teguh pada 6T, yaitu tepat sasaran, waktu, kualitas, kuantitas, administrasi, dan tepat harga," katanya.
Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog (Persero) Budi Waseso terus mengupayakan agar bisa menjadi pemasok beras untuk program BPNT yang merupakan program bantuan dari pemerintah untuk warga kurang mampu di berbagai daerah di Tanah Air.
"BPNT ini kan program pemerintah, termasuk di dalamnya beras. Seharusnya karena ini program pemerintah, jadi yang mengatur pemerintah, dalam hal ini juga melibatkan Bulog," katanya saat berkunjung ke Solo beberapa waktu lalu.
Ia mengatakan Bulog wajib terlibat karena tugasnya menyerap beras hasil para petani. Terkait dengan kualitas beras, saat ini tidak ada lagi beras kualitas jelek yang diserap oleh Bulog.
"Kalau bicara kualitas, coba lihat ada atau tidak kualitas jelek. Bahkan obsesi kami ke depan tidak ada beras medium, tetapi seluruhnya beras premium," katanya.
Baca juga: Bulog sebagai penyalur beras BPNT, solusi atasi stok berlebih
Pewarta: Aris Wasita
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019