• Beranda
  • Berita
  • Presiden sumbang Sapi kurban "Ongole" untuk Masjid Alfatah Ambon

Presiden sumbang Sapi kurban "Ongole" untuk Masjid Alfatah Ambon

7 Agustus 2019 17:38 WIB
Presiden sumbang Sapi kurban "Ongole" untuk Masjid Alfatah Ambon
Peternak memegang seekor sapi miliknya yang telah dipesan oleh Presiden Joko Widodo di Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (31/7/2019). Sapi dengan kualitas super berbobot 800 kilogram seharga Rp65 juta tersebut dipesan Presiden Joko Widodo sebagai hewan kurban untuk dibagikan kepada masyarakat pada Hari Raya Idul Adha mendatang. ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/aww

Sapi bantuan Presiden Jokowi beratnya 850 Kg akan diserahkan langsung oleh Gubernur Maluku Murad Ismail kepada pimpinan Masjid Raya Alfatah pada Sabtu (10/8)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyumbangkan seekor sapi berjenis "ongole" yang akan dijadikan hewan kurban saat perayaan Hari Raya Kurban tahun 2019, kepada pimpinan Masjid Raya Alfatah Ambon.

"Sapi bantuan Presiden Jokowi beratnya 850 Kg akan diserahkan langsung oleh Gubernur Maluku Murad Ismail kepada pimpinan Masjid Raya Alfatah pada Sabtu (10/8)," kata Kepala Dinas Pertanian Maluku, Diana Padang, di Ambon, Rabu (7/8).

Sapi bantuan Presiden tersebut akan diserahkan bersamaan dengan sapi kurban bantuan Gubernur Maluku seberat 800 Kg.

Menurut dia, dua ekor hewan kurban bantuan Presiden dan Gubernur Maluku tersebut merupakan jenis sapi unggul yang merupakan hasil pengembangan program Sapi Indukan Wajib Bunting (Siwab).

Pengembangan Siwab mencakup dua program utama yakni Inseminasi Buatan (IB) dan Intensifikasi Kawin Alam (Inka) dengan tujuan mengakselerasikan percepatan pemenuhan populasi sapi potong.

"Sapi kurban Presiden dan Gubernur merupakan hasil program IB. Indukannya adalah sapi Bali, sedangkan spermanya sapi Ongole. Bila tunggu kawin alamiah akan memakan waktu lama," ujarnya.

Dia menambahkan, proram Siwab merupakan salah satu program pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla untuk mengejar swasembada sapi yang ditargetkan tahun 2026.

Diana menambahkan, sapi yang dipilih untuk dijadikan hewan kurban, selain memperhatikan berat badannya, juga harus diperiksa kesehatannya oleh dokter hewan sehingga dapat dipastikan bebas dari berbagai penyakit.

"Staf Kepresidenan turun langsung ke lokasi pengembangan ternaknya di kabupaten Pulau Buru untuk melihat dan memilih hewannya, serta bertemu dengan peternak," katanya.

Setelah sapinya dipilih, kemudian diperiksa kesehatannya oleh dokter hewan guna memastikan ternaknya bebas dari berbagai jenis penyakit, dan ditindaklanjuti dengan mengeluarkan surat kesehatan hewan.

Pewarta: Jimmy Ayal
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019